Kabupaten Batang – Alas Roban, jalur berkelok yang dulu ditakuti pemudik, kini bertransformasi menjadi kenangan tersendiri bagi sebagian orang. Dibangun sejak era Daendels sebagai bagian dari Jalan Raya Pos, jalur ini menyimpan sejarah panjang dan perubahan signifikan dalam infrastruktur transportasi di Jawa Tengah.

Generasi 80-an dan awal 2000-an pasti akrab dengan reputasi Alas Roban sebagai "momok" perjalanan. Tanjakan curam dan tikungan tajam kerap memicu kemacetan parah, terutama saat puncak arus mudik. Kendaraan berat seringkali kewalahan, menambah ruwet situasi.

Namun, pemerintah tak tinggal diam. Pada periode 1990-an hingga 2000-an, dua jalur alternatif dibangun di sisi utara dan selatan jalan lama. Pembukaan jalur baru ini memakan sekitar 19 hektar lahan Alas Roban, sebuah pengorbanan demi kelancaran arus lalu lintas. Dampaknya terasa signifikan: waktu tempuh berkurang drastis dan kawasan tersebut menjadi lebih hidup.

Kini, Alas Roban menawarkan tiga pilihan jalur: Jalan Poncowati (jalur lama yang legendaris), Jalan Lingkar Selatan, dan Jalan Lingkar Utara. Ketiga jalur ini dirancang untuk memisahkan jenis kendaraan, dengan jalur khusus untuk mobil pribadi dan jalur khusus untuk bus serta truk. Tujuannya jelas: meningkatkan kelancaran dan keselamatan lalu lintas.

Meskipun kini banyak pemudik beralih ke jalan tol atau jalur alternatif lain yang lebih modern, Alas Roban tetap memiliki daya tarik tersendiri. Bagi sebagian orang, melintasi Alas Roban adalah napak tilas, mengenang perjalanan mudik masa lalu yang penuh tantangan namun juga penuh cerita.

Pohon-pohon jati yang menjulang tinggi di sepanjang jalan menjadi saksi bisu perjalanan panjang para pemudik dari generasi ke generasi. Mereka adalah penjaga kenangan, mengingatkan kita akan evolusi infrastruktur dan tradisi mudik yang terus beradaptasi dengan zaman.

Alas Roban bukan lagi sekadar jalan. Ia adalah potret sejarah, inovasi, dan kenangan kolektif yang terus hidup dalam ingatan para pemudik Indonesia. Jadi, tahun ini, jika Anda punya waktu, cobalah sekali lagi melintasi Alas Roban. Rasakan kembali sensasi perjalanan yang berbeda, dan biarkan sejarah berbicara.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini