Jakarta – Kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api kembali menjadi sorotan. Seringkali, kejadian tragis ini disebabkan oleh kelalaian pengguna jalan dan minimnya fasilitas keselamatan di perlintasan. Padahal, regulasi sudah jelas mengatur kewajiban pengendara untuk mendahulukan kereta api.
"Undang-undang sudah mengatur, pengguna jalan wajib mendahulukan kereta api. Ini bukan hanya soal hukum, tapi soal keselamatan jiwa," ujar seorang pengamat transportasi yang enggan disebutkan namanya. Ia menekankan pentingnya kesadaran dan kepatuhan dari masyarakat.
Namun, menyalahkan pengguna jalan sepenuhnya juga tidak adil. Banyak perlintasan kereta api yang kondisinya memprihatinkan, tanpa palang pintu, sirine peringatan, atau petugas penjaga. Kondisi ini jelas membahayakan dan menuntut perhatian serius dari pemerintah.
"Pemerintah punya kewajiban membangun prasarana keselamatan. Jangan sampai masyarakat jadi korban karena kelalaian pemerintah," lanjutnya.
Menariknya, ada sebuah kebiasaan sederhana yang bisa menjadi solusi efektif mencegah kecelakaan di perlintasan kereta api. Praktik ini umum diterapkan di Jepang dan terbukti ampuh.
"Di Jepang, setiap pengendara wajib berhenti sejenak sebelum melintasi rel kereta api. Tujuannya untuk memastikan tidak ada kereta yang akan lewat," jelas seorang pakar keselamatan berkendara.
Meskipun terkesan remeh, kebiasaan ini memberikan waktu bagi pengendara untuk benar-benar melihat dan mendengar kondisi sekitar. Dengan berhenti sejenak, potensi terjadinya kecelakaan bisa diminimalisir.
"Ini bukan sekadar budaya, tapi sudah jadi aturan lalu lintas yang ditegakkan. Pelanggar bisa ditindak tegas," tambahnya.
Meskipun sulit menerapkan penegakan hukum serupa di Indonesia dalam waktu singkat, menanamkan kesadaran akan pentingnya berhenti sejenak sebelum melintasi rel kereta api bisa menjadi langkah awal yang baik.
Pemerintah juga harus segera berbenah. Peningkatan fasilitas keselamatan di perlintasan sebidang, seperti pemasangan palang pintu otomatis, sirine, dan rambu-rambu yang jelas, menjadi prioritas utama.
"Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah, masyarakat, dan seluruh pihak terkait harus bersinergi untuk menciptakan perlintasan kereta api yang aman," pungkas sang pengamat transportasi. Dengan kombinasi antara kesadaran individu dan tindakan nyata dari pemerintah, tragedi di perlintasan kereta api diharapkan tidak terulang kembali.