Jakarta – Perbandingan kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dari Pertamina dan Shell Super kembali mencuat. Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Haryadi, menyatakan bahwa secara kasatmata, kualitas kedua BBM dengan nilai oktan (RON) 92 ini tidak jauh berbeda. Pernyataan ini muncul setelah inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan di sejumlah SPBU di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.
"Setelah kami lihat langsung, secara visual kualitas Pertamax dan Shell Super itu mirip. Tapi, untuk kepastiannya, kita tunggu hasil uji laboratorium," ungkap Bambang kepada wartawan, baru-baru ini.
Sidak ini merupakan bagian dari upaya Komisi XII DPR RI untuk memastikan standar kualitas BBM yang beredar di masyarakat terpenuhi. Bambang menambahkan bahwa pengujian dilakukan secara berkala dan melibatkan berbagai merek SPBU, termasuk Vivo dan BP AKR, tidak hanya Pertamina dan Shell. Tujuannya, untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang kualitas BBM yang dijual di pasaran.
"Kita lakukan sampling ulang secara berkala. Tujuannya jelas, memastikan masyarakat mendapatkan BBM sesuai standar," tegasnya.
Bambang juga menekankan bahwa seluruh BBM yang beredar di Indonesia, baik produksi Pertamina maupun perusahaan swasta, telah melalui serangkaian pengujian dan sertifikasi ketat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Lemigas. Proses ini bertujuan untuk memastikan BBM memenuhi standar yang ditetapkan sebelum dipasarkan ke konsumen.
"Sebelum sampai ke SPBU, semua produk sudah melewati sertifikasi dari Kementerian ESDM. Ini penting untuk menjamin kualitasnya," jelasnya.
Meskipun kualitasnya diklaim setara, harga Pertamax dan Shell Super memiliki selisih tipis. Saat ini, Pertamax dijual dengan harga sekitar Rp 12.900 per liter, sementara Shell Super dibanderol sekitar Rp 13.350 per liter. Selisih harga ini tentu menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih BBM yang akan digunakan.
Implikasi Bagi Konsumen
Pernyataan ini dapat menjadi informasi penting bagi konsumen. Jika hasil uji laboratorium mengkonfirmasi kesetaraan kualitas, konsumen dapat mempertimbangkan selisih harga sebagai faktor utama dalam memilih BBM RON 92. Konsumen juga diharapkan lebih kritis dan memperhatikan informasi harga terkini dari berbagai SPBU untuk mendapatkan penawaran terbaik.
Tantangan Pertamina
Di sisi lain, pernyataan ini juga menjadi tantangan bagi Pertamina untuk terus meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi agar dapat bersaing dengan produk sejenis dari perusahaan swasta. Transparansi dalam proses pengujian dan informasi harga juga akan menjadi kunci untuk membangun kepercayaan konsumen.