Mobil listrik makin populer, tapi tahukah Anda kalau olinya beda jauh dengan mobil konvensional? Jangan sampai salah isi, dampaknya bisa fatal!

Perbedaan mendasar terletak pada fungsi dan komposisi. Pada mobil konvensional, oli transmisi bertugas melumasi seluruh komponen kompleks di dalam gearbox, seperti gigi dan bearing. Sementara itu, mobil listrik, yang menggunakan sistem reduksi tenaga sederhana, memerlukan oli khusus yang lebih dari sekadar pelumas.

"Oli pada mobil listrik itu krusial. Bukan cuma buat melumasi gear reduksi, tapi juga sebagai isolator," jelas seorang teknisi otomotif dari bengkel spesialis mobil listrik di Jakarta, Sabtu (15/6/2024).

Kenapa harus isolator? Karena gear reduksi pada mobil listrik letaknya berdekatan dengan motor listrik dan komponen elektronik bertegangan tinggi. Jika oli yang digunakan konduktif, risiko korsleting dan kerusakan komponen sangat besar.

"Oli mobil listrik itu non-konduktif, alias tidak menghantarkan listrik. Jadi aman buat komponen kelistrikan di sekitarnya," lanjut sang teknisi.

Selain itu, oli khusus ini juga membantu menjaga suhu komponen tetap stabil dan meredam suara bising dari sistem transmisi. Alhasil, mobil listrik bisa melaju dengan halus dan senyap.

Soal penggantian, meski usia pakainya lebih panjang dari oli transmisi biasa, tetap perlu dilakukan secara berkala. Idealnya, penggantian oli gear reduksi dilakukan setiap 40.000 hingga 60.000 kilometer, tergantung rekomendasi pabrikan.

"Kalau olinya sudah kotor, gesekan antar komponen jadi lebih besar. Efeknya, efisiensi energi mobil bisa menurun dan performanya jadi kurang optimal," imbuhnya.

Jadi, jangan pernah coba-coba mengganti oli mobil listrik dengan oli transmisi biasa. Selalu gunakan oli yang direkomendasikan oleh pabrikan dan lakukan penggantian secara berkala. Dengan begitu, performa mobil listrik Anda akan tetap terjaga dan komponennya pun lebih awet.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini