Jakarta – Gelombang aksi demonstrasi dari kalangan pengemudi ojek online (ojol) diperkirakan akan melanda Jakarta dan sejumlah daerah lainnya dalam waktu dekat. Tak tanggung-tanggung, ratusan ribu pengemudi dari berbagai wilayah di Indonesia menyatakan siap turun ke jalan, dengan titik pusat aksi direncanakan di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Aksi ini dipicu oleh kekecewaan mendalam para pengemudi terhadap praktik yang dianggap merugikan oleh perusahaan aplikasi penyedia layanan transportasi online. Isu utama yang disuarakan adalah ketidakadilan dalam penentuan tarif dan besaran potongan aplikasi yang dinilai semakin memberatkan.

"Kami merasa diperlakukan tidak adil oleh aplikator. Potongan yang dikenakan sudah sangat tinggi, mencapai 30 persen atau lebih. Ini jelas melanggar aturan yang ada," ujar seorang perwakilan pengemudi ojol yang enggan disebutkan namanya, saat dihubungi.

Para pengemudi merujuk pada Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) PM No.12 Tahun 2019 dan Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) KP No.1001 Tahun 2022, yang mengatur tentang tarif dan pembagian pendapatan antara pengemudi dan perusahaan aplikasi. Mereka menuding perusahaan aplikasi, seperti Gojek dan Grab, tidak mematuhi regulasi tersebut.

"Aturan sudah jelas, tapi aplikator seolah-olah kebal hukum. Mereka seenaknya menetapkan tarif dan memotong pendapatan kami," lanjutnya.

Selain aksi demonstrasi di Jakarta, gelombang protes serupa juga diperkirakan akan terjadi di daerah lain. Di Jawa Tengah, ribuan pengemudi ojol berencana menggelar aksi di depan Kantor Gubernur, menuntut pemerintah daerah untuk turun tangan mengatasi persoalan ini.

Para pengemudi ojol menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk kekecewaan yang sudah memuncak. Mereka berharap pemerintah pusat, khususnya Presiden Republik Indonesia, dapat bertindak tegas terhadap perusahaan aplikasi yang dianggap melanggar regulasi.

"Kami berharap Presiden bisa mendengarkan keluhan kami dan mengambil tindakan yang adil. Jika tidak, kami akan terus melakukan aksi sampai tuntutan kami dipenuhi," tegasnya.

Selain aksi demonstrasi, para pengemudi ojol juga mengancam akan melakukan aksi mematikan aplikasi secara massal sebagai bentuk protes yang lebih kuat. Mereka berharap aksi ini dapat memberikan tekanan yang lebih besar kepada perusahaan aplikasi untuk segera memperbaiki sistem tarif dan potongan yang ada.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Gojek maupun Grab terkait rencana aksi demonstrasi dan tuntutan para pengemudi ojol tersebut. Situasi ini tentu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan pihak terkait, mengingat potensi gangguan yang dapat ditimbulkan terhadap layanan transportasi online dan stabilitas sosial.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini