Cairan pendingin alias coolant adalah nyawa bagi mesin kendaraan. Fungsinya krusial: menjaga suhu tetap stabil, mencegah overheat, dan melindungi komponen dari korosi. Tapi, tahukah Anda, mencampur coolant beda jenis itu sama bahayanya dengan memasukkan penyakit ke dalam mesin?
Banyak pemilik kendaraan mengabaikan hal ini. Alasan klasik: praktis, murah, atau sekadar karena coolant yang biasa dipakai sedang kosong. Padahal, konsekuensinya bisa bikin dompet jebol!
Kenapa Campur Coolant Beda Jenis Berbahaya?
Intinya, setiap coolant punya formula kimia yang unik. Perbedaan ini meliputi:
-
Basis Cairan: Ada yang berbasis ethylene glycol, ada pula propylene glycol. Keduanya punya sifat kimia yang berbeda.
-
Aditif Anti-Korosi: Setiap merek punya racikan aditif rahasia untuk melindungi logam dari karat dan korosi.
Nah, masalah muncul saat dua formula yang berbeda ini bertemu. Reaksi kimia bisa terjadi, menyebabkan:
-
Coolant Menggumpal: Aliran coolant jadi tersumbat, pendinginan tidak efektif.
-
Titik Didih Berubah: Mesin jadi rentan overheat atau malah susah mencapai suhu kerja ideal.
-
Efektivitas Anti-Korosi Menurun: Komponen mesin, terutama radiator dan blok mesin, jadi lebih cepat berkarat.
Efek Jangka Panjang: Kerusakan Mahal!
Awalnya mungkin tak terasa. Tapi, dalam jangka panjang, kebiasaan mencampur coolant bisa memicu kerusakan serius. Radiator mampet, blok mesin korosi, bahkan hingga water pump jebol. Biaya perbaikannya? Jangan kaget kalau angkanya bisa jutaan rupiah.
Tips Aman Merawat Sistem Pendingin
-
Gunakan Satu Jenis Coolant: Selalu gunakan coolant yang direkomendasikan oleh pabrikan kendaraan Anda. Informasi ini biasanya tertera di buku manual.
-
Jangan Asal Top Up: Jika terpaksa menambah coolant (misalnya karena bocor), gunakan jenis yang sama dengan yang sudah ada di dalam radiator. Lebih baik lagi jika Anda memiliki stok coolant cadangan.
-
Ganti Coolant Secara Berkala: Umumnya, coolant perlu diganti setiap 20.000 km atau 2 tahun sekali. Perhatikan kondisi coolant. Jika warnanya sudah berubah jadi keruh atau berkarat, segera ganti, meskipun belum mencapai batas waktu/kilometer.
-
Kurangi Air Keran: Dalam kondisi darurat, air keran bisa menggantikan coolant. Namun, ini cuma solusi sementara. Air keran mengandung mineral yang bisa memicu karat dan endapan. Segera kuras dan ganti dengan coolant yang benar secepatnya.
-
Periksa Kondisi Radiator: Pastikan tidak ada kebocoran atau kerusakan fisik pada radiator.
Jangan anggap remeh urusan coolant. Investasi kecil untuk perawatan sistem pendingin jauh lebih murah daripada biaya perbaikan akibat kerusakan yang lebih besar. Sayangi mesin kendaraan Anda!