Jakarta – Pasar mobil listrik Indonesia menunjukkan dinamika menarik di awal tahun 2025. Meski secara keseluruhan penjualan mengalami perlambatan, peta persaingan antar model justru semakin sengit. Data terbaru mengungkap adanya pergeseran signifikan di daftar mobil listrik terlaris.
Berdasarkan data dari Gaikindo, penjualan mobil listrik berbasis baterai (BEV) pada Januari 2025 tercatat sebanyak 2.175 unit. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 6,8% dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2.335 unit. Perlambatan ini sejalan dengan penurunan pasar otomotif nasional yang lebih dalam, yaitu 18,6% (year-on-year).
Namun, di tengah tren penurunan tersebut, kejutan datang dari BYD M6. Mobil listrik dengan kapasitas 7 penumpang ini berhasil menduduki posisi puncak penjualan, mengalahkan para pesaingnya seperti Wuling Binguo EV dan Hyundai Ioniq 5. BYD M6 mencatatkan penjualan sebanyak 571 unit pada Januari 2025.
Keberhasilan BYD M6 ini menjadi sorotan, mengingat Wuling Binguo EV sebelumnya mendominasi pasar mobil listrik di Indonesia sepanjang tahun lalu. Namun, pada Januari 2025, penjualan Binguo EV mengalami penurunan drastis menjadi hanya 147 unit, menempatkannya di posisi kelima.
Sementara itu, Chery J6 berhasil menempati posisi kedua dengan penjualan 423 unit. Hyundai Ioniq 5 mengalami penurunan yang cukup signifikan, dengan penjualan hanya 57 unit, jauh di bawah angka 268 unit pada Januari 2024.
Wuling Air EV, yang sebelumnya berada di posisi ke-10 pada Januari 2024, menunjukkan performa yang stabil dengan penjualan 134 unit, dan bertahan di posisi ke-6.
Berikut daftar mobil listrik terlaris di Indonesia pada Januari 2025:
- BYD M6: 571 unit
- Chery J6: 423 unit
- Hyundai Ioniq 5: 57 unit
- Wuling Binguo EV: 147 unit
- Wuling Air EV: 134 unit
Apa yang menyebabkan pergeseran ini?
Beberapa faktor mungkin menjadi penyebab pergeseran peta persaingan ini. Pertama, kehadiran BYD M6 dengan kapasitas 7 penumpang menawarkan alternatif baru bagi konsumen yang membutuhkan mobil listrik dengan ruang yang lebih besar.
Kedua, strategi harga dan fitur yang ditawarkan oleh masing-masing pabrikan juga turut mempengaruhi pilihan konsumen. Persaingan yang semakin ketat mendorong para produsen untuk menawarkan produk yang lebih menarik dengan harga yang kompetitif.
Ketiga, faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah terkait insentif mobil listrik dan ketersediaan infrastruktur pengisian daya juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Meskipun terjadi perlambatan di awal tahun, pasar mobil listrik di Indonesia tetap memiliki potensi yang besar. Dengan semakin banyaknya pilihan model dan dukungan dari pemerintah, diharapkan pasar mobil listrik akan terus berkembang dan menjadi bagian penting dari industri otomotif nasional.