Jakarta – Mimpi memiliki motor listrik hemat energi bagi masyarakat tampaknya harus tertunda. Program konversi motor listrik yang digadang-gadang sebagai solusi mengurangi polusi dan ketergantungan pada bahan bakar fosil, kini berada di ujung tanduk. Pemangkasan anggaran rekonstruksi sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025 menjadi penyebab utama.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengakui bahwa Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, sebenarnya telah menyetujui kelanjutan program subsidi konversi motor listrik. Namun, besaran anggaran yang tersedia menjadi masalah krusial.
"Konversi kendaraan listrik apakah masih ada atau tidak? Pak Menteri bilang ada. Tapi anggarannya yang masih kita diskusikan. Karena ada efisiensi. Jadi ini mesti bagaimana, nih," ungkap Eniya di sela-sela acara Carbon Neutrality (CN) Mobility Event di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta, belum lama ini.
Mahalnya Biaya Konversi Jadi Kendala
Biaya konversi motor bensin menjadi motor listrik diperkirakan mencapai Rp 15 juta hingga Rp 17 juta. Meskipun pada tahun 2024 pemerintah telah memberikan subsidi sebesar Rp 10 juta, selisih biaya yang harus ditanggung masyarakat masih cukup besar.
Pemerintah berharap dapat menutupi kekurangan dana melalui program CSR (corporate social responsibility) dari perusahaan-perusahaan. "Saya kemarin minta dari teman-teman yang dari perusahaan-perusahaan membantu CSR-nya," kata Eniya.
Dengan skema subsidi Rp 10 juta ditambah dana CSR sekitar Rp 5 juta untuk pembelian baterai, diharapkan total insentif mencapai Rp 15 juta.
Peningkatan Konversi di Tahun 2024
Meski menghadapi tantangan anggaran, Eniya mengklaim bahwa program konversi motor listrik mengalami peningkatan signifikan di tahun 2024. "Konversi kendaraan motor listrik, tahun lalu sudah bergerak sekitar naik dari 2023 hanya tercapai 145 unit. Sekarang kita konversi kendaraan motor listrik itu sudah 1.300-an," jelasnya.
"Alhamdulillah kemarin masuk dari ESDM sudah tersalurkan ya, untuk melakukan program konversi motor listrik. Tahun lalu kita juga sudah melakukan balap motor listrik di Sentul," tambahnya.
Anggaran Kementerian ESDM Terpangkas Signifikan
Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa anggaran pagu 2025 terpangkas hingga Rp 1,65 triliun. Khusus Ditjen EBTKE mengalami efisiensi sebesar Rp 318,6 miliar, sehingga anggarannya menjadi Rp 248,36 miliar.
Pemangkasan anggaran ini tentu menjadi pukulan telak bagi program konversi motor listrik. Belum jelas bagaimana pemerintah akan mengatasi kekurangan dana ini agar program tetap berjalan dan target konversi dapat tercapai. Masyarakat pun kini menunggu kepastian kelanjutan program ini, mengingat potensi manfaatnya dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.