Jakarta – Kebijakan tarif impor baja dan aluminium yang kembali digulirkan mantan Presiden AS, Donald Trump, membuat para produsen otomotif di Amerika Serikat ketar-ketir. Kenaikan tarif impor sebesar 25% ini berpotensi mengerek harga mobil dan menimbulkan kekacauan dalam rantai pasokan.

General Motors (GM), salah satu raksasa otomotif AS, mengaku telah mengambil langkah antisipasi dengan mempercepat distribusi material impor dari Meksiko. Chief Financial Officer (CFO) GM, Paul Jacobson, menyatakan pihaknya terus bekerja sama secara proaktif dengan pemerintah dan Kongres untuk mencari solusi terbaik.

Namun, kekhawatiran terbesar justru datang dari para pemasok suku cadang. Autoliv, pemasok global komponen otomotif, menegaskan akan meneruskan kenaikan biaya akibat tarif ini kepada para produsen mobil. Imbasnya, konsumen akan merasakan langsung dampaknya melalui kenaikan harga kendaraan.

CEO Ford Motor, Jim Farley, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa tarif impor ini akan menambah beban biaya dan menciptakan ketidakpastian. Meskipun ia mengakui tujuan Trump untuk memperkuat industri otomotif AS adalah positif, Farley mempertanyakan efektivitas kebijakan tersebut.

"Presiden Trump sering berbicara tentang membuat industri otomotif AS lebih kuat, membawa lebih banyak produksi ke dalam negeri. Jika pemerintahan ini dapat mencapai itu, ini akan menjadi salah satu pencapaian paling spesial," ujar Farley. "Sejauh ini, apa yang kita lihat adalah banyak biaya dan banyak kekacauan."

Ford sendiri tengah mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk meningkatkan inventaris material. Kenaikan tarif pada seluruh impor aluminium dan baja menghilangkan opsi untuk mengalihkan impor dari negara-negara dengan tarif yang lebih rendah.

Tujuan utama Trump adalah menghidupkan kembali industri aluminium dan baja AS, yang dulu pernah mendominasi pasar global. Data federal menunjukkan bahwa permintaan aluminium AS pada tahun 2024 mencapai 4,3 juta metrik ton, dengan 3,7 juta metrik ton di antaranya dipenuhi melalui impor.

Sebelumnya, Trump telah menyetujui penundaan pengenaan tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko selama 30 hari. Namun, tarif 10% untuk impor dari China sudah berlaku. Kebijakan ini semakin menambah kompleksitas dan tantangan bagi industri otomotif AS yang tengah berjuang dengan berbagai isu, mulai dari rantai pasokan global hingga transisi menuju kendaraan listrik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini