Jakarta – Kabar baik bagi para pecinta mobil ramah lingkungan! Implementasi insentif pemerintah untuk kendaraan hybrid disambut gembira oleh PT Toyota-Astra Motor (TAM). Perusahaan otomotif raksasa ini memprediksi penurunan harga jual mobil hybrid hingga Rp 13 juta, membuka peluang bagi peningkatan penjualan dan pengembangan lini produksi lokal.
"Adanya dukungan insentif 3 persen dari pemerintah ini sangat positif dan sudah lama dinantikan oleh masyarakat," ujar Direktur Pemasaran PT TAM, Anton Jimmi Suwandy, di sela-sela pameran otomotif IIMS 2025. "Dengan perkiraan penurunan harga antara Rp 10 juta hingga Rp 13 juta, kami berharap animo masyarakat untuk beralih ke mobil hybrid akan semakin tinggi."
Lebih lanjut, Anton menekankan bahwa insentif ini bukan hanya sekadar stimulus penjualan. Dampak jangka panjangnya adalah mendorong produsen seperti Toyota untuk berinvestasi lebih besar dalam produksi mobil hybrid di Indonesia, khususnya untuk segmen harga yang lebih terjangkau.
"Ini memberikan motivasi bagi kami untuk menciptakan dan memproduksi produk-produk hybrid baru dengan harga yang lebih kompetitif. Kami berharap ini akan membuka jalan bagi peningkatan pangsa pasar mobil hybrid secara signifikan," tambahnya.
Pemerintah sendiri telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 12 Tahun 2025 yang mengatur insentif bagi mobil hybrid, termasuk full hybrid, mild hybrid, dan plug-in hybrid. Insentif berupa penanggungan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3% ini berlaku sejak Februari 2025 hingga Desember 2025.
Analis otomotif, Beben Daelami, menilai kebijakan ini sebagai langkah positif untuk mempercepat transisi menuju kendaraan yang lebih ramah lingkungan. "Insentif ini akan membuat harga mobil hybrid lebih bersaing dengan mobil konvensional. Selain itu, komitmen Toyota untuk meningkatkan produksi lokal adalah sinyal positif bagi pertumbuhan industri otomotif nasional," jelasnya.
Namun, Beben juga mengingatkan bahwa keberhasilan implementasi kebijakan ini bergantung pada beberapa faktor, termasuk ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang memadai dan edukasi yang efektif kepada masyarakat mengenai keunggulan mobil hybrid. "Pemerintah dan produsen perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan-tantangan ini agar potensi mobil hybrid dapat dimaksimalkan," pungkasnya.