Karawang – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) resmi mengoperasikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) atau Hydrogen Refueling Station (HRS) di Karawang, Jawa Barat. Investasi senilai Rp 35 miliar digelontorkan untuk merealisasikan fasilitas pengisian hidrogen bertekanan tinggi ini. Langkah ini menandai babak baru pengembangan ekosistem kendaraan hidrogen di tanah air.

Presiden Direktur PT TMMIN, Nandi Julyanto, mengungkapkan ambisinya agar kehadiran SPBH ini memicu pertumbuhan ekosistem kendaraan hidrogen di Indonesia. "Investasi ini sebesar Rp 35 miliar. Memang, harga hidrogen saat ini masih 3-4 kali lipat harga BBM," ujarnya saat peresmian di Karawang, (12/2).

Yang menarik, SPBH Toyota ini diklaim sebagai yang pertama di Indonesia dengan kemampuan tekanan maksimum 700 bar. Teknologi ini memungkinkan pengisian bahan bakar hidrogen berlangsung lebih cepat dibandingkan SPBH konvensional.

"HRS Toyota mampu mengisi hidrogen dengan tekanan 350 bar untuk Toyota Mirai dan truk fuel cell (FC), serta 700 bar untuk forklift fuel cell (FC). Waktu pengisiannya pun sangat singkat, hanya 3 hingga 5 menit," jelas Nandi.

Pembangunan SPBH ini memakan waktu setahun dan melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, BRIN, Pertamina, PLN, dan Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHA). Inisiatif ini selaras dengan target pemerintah untuk mencapai emisi nol karbon pada tahun 2060.

"Upaya ini adalah langkah krusial bagi Toyota dalam menghadirkan solusi energi masa depan yang lebih berkelanjutan. Toyota ingin memastikan bahwa setiap teknologi dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon," tegas Nandi.

HRS Toyota saat ini masih menggunakan hidrogen yang masuk kategori grey energy. Namun, Toyota berkomitmen untuk beralih ke green hydrogen sebagai tujuan akhir. Green hydrogen diproduksi melalui elektrolisis air menggunakan energi terbarukan. Transisi ini akan dilakukan secara bertahap, mengingat green hydrogen masih membutuhkan infrastruktur, teknologi yang lebih canggih, dan investasi yang signifikan. Langkah Toyota ini menjadi sinyal kuat bahwa era kendaraan hidrogen di Indonesia bukan lagi sekadar wacana, melainkan sebuah keniscayaan yang tengah dipersiapkan. Pertanyaannya, seberapa cepat infrastruktur dan regulasi pendukung dapat menyusul?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini