Performa busi yang prima adalah kunci mesin mobil yang bertenaga dan efisien. Jangan abaikan tanda-tanda busi mulai ‘lemah’. Kalau dibiarkan, tarikan mesin bisa loyo dan boros bensin!
Idealnya, busi diganti sesuai jadwal yang tertera di buku manual kendaraan. Namun, faktor-faktor seperti kualitas bahan bakar, gaya berkendara, dan kondisi jalan bisa memperpendek umur busi. Jadi, jangan cuma terpaku pada kilometer. Lebih baik, kenali ciri-ciri busi minta diganti.
Salah satu indikasi paling mudah adalah mesin terasa bergetar tidak normal. Getaran ini terasa kasar dan tidak stabil, terutama saat idle atau langsam. Coba rasakan, apakah ada perbedaan signifikan dibandingkan biasanya? Jika ya, ini pertanda awal busi bermasalah.
Selain getaran, perhatikan juga akselerasi mobil. Apakah terasa berat dan kurang responsif saat pedal gas diinjak? Atau mesin ‘ngempos’ saat menanjak? Ini bisa jadi sinyal tenaga yang dihasilkan busi tidak optimal.
Secara visual, busi yang sudah aus bisa dilihat dari kondisi elektrodanya. Pada busi nikel, elektroda akan terlihat membulat dan tidak tajam lagi. Sementara pada busi berbahan logam mulia, perhatikan kondisi ground elektrodanya. Celah elektroda yang melebar juga menunjukkan busi perlu diganti. Ukur celah elektroda dan bandingkan dengan standar pabrikan. Jika sudah melewati batas toleransi, segera ganti.
Jangan tunda penggantian busi jika sudah ada tanda-tanda di atas. Busi yang ‘jajan’ tepat waktu akan menjaga performa mesin tetap optimal, hemat bahan bakar, dan mencegah kerusakan komponen lain akibat pembakaran yang tidak sempurna. Lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?