Bogor, Jawa Barat – Kecelakaan maut kembali mengguncang jalan tol. Delapan orang dilaporkan meninggal dunia dan belasan lainnya luka-luka dalam insiden yang terjadi di gerbang Tol Ciawi 2, Bogor, pada Selasa (4/2/2025) malam. Kecelakaan beruntun yang melibatkan tujuh kendaraan ini diduga kuat dipicu oleh truk yang mengalami rem blong.

Menurut keterangan pihak kepolisian, truk tersebut diduga kehilangan kendali saat hendak memasuki gerbang tol dan menabrak kendaraan-kendaraan yang berada di depannya. Kobaran api terlihat di beberapa titik lokasi kejadian, menggambarkan betapa dahsyatnya tabrakan yang terjadi. Bekas pengereman pun nampak di aspal, meskipun belum bisa dipastikan apakah itu berasal dari truk yang diduga menjadi penyebab utama kecelakaan.

Pihak kepolisian akan melakukan traffic accident analysis (TAA) atau analisis kecelakaan lalu lintas untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari tragedi ini. Namun, kecelakaan ini kembali menyoroti masalah klasik dalam dunia transportasi Indonesia: kelayakan kendaraan dan faktor kesalahan manusia.

Penyebab Tak Langsung Lebih Krusial

Pengamat transportasi menyebutkan bahwa kecelakaan seperti ini sebetulnya bisa diprediksi dan akan terus berulang jika akar masalahnya tidak ditangani secara komprehensif. Fokus pada penyebab langsung, seperti rem blong, saja tidaklah cukup.

Praktisi keselamatan berkendara menekankan pentingnya menyoroti penyebab tidak langsung dari kecelakaan. Penyebab tidak langsung ini mencakup berbagai aspek, mulai dari perawatan kendaraan yang kurang memadai di perusahaan angkutan, sistem rekrutmen pengemudi yang kurang ketat, hingga lemahnya pengawasan pemerintah terhadap pengusaha transportasi dalam hal pemenuhan aturan kelaikan kendaraan.

"Rem blong itu ada dua penyebab, langsung dan tidak langsung. Pemerintah harus fokus pada penyebab tidak langsung. Ini yang memicu penyebab langsung," ujarnya.

Regulasi terkait keselamatan transportasi sebetulnya sudah cukup lengkap dan jelas. Namun, implementasinya di lapangan masih jauh dari harapan. Pemerintah dan seluruh pihak terkait perlu meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum agar para pelaku transportasi benar-benar mematuhi aturan yang ada.

Solusi Jangka Panjang

Untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas, dibutuhkan solusi jangka panjang yang melibatkan semua pihak. Beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain:

  • Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum: Pemerintah harus lebih tegas dalam menindak pelanggaran aturan lalu lintas dan memastikan semua kendaraan yang beroperasi memenuhi standar keselamatan.
  • Perbaikan sistem perawatan kendaraan: Perusahaan angkutan harus memiliki sistem perawatan kendaraan yang teratur dan memadai.
  • Peningkatan kualitas sumber daya manusia: Pengemudi harus mendapatkan pelatihan yang memadai dan memiliki sertifikasi yang valid.
  • Edukasi masyarakat: Masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya keselamatan berlalu lintas.

Tragedi di Tol Ciawi ini harus menjadi momentum bagi kita semua untuk berbenah. Keselamatan di jalan raya adalah tanggung jawab bersama. Dengan upaya yang terkoordinasi dan berkelanjutan, diharapkan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia dapat ditekan seminimal mungkin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini