Jakarta – Kasus pecah ban yang marak terjadi di ruas tol, khususnya Cipali, memicu kekhawatiran di kalangan pengemudi. Meski lubang menjadi sorotan utama, ternyata ada faktor lain yang lebih kompleks yang perlu diperhatikan.

Pengamat otomotif, Bambang Setyawan, menjelaskan bahwa kualitas ban yang beredar di pasaran Indonesia sudah dirancang untuk menghadapi kondisi jalan yang bervariasi. Namun, hal itu bukan jaminan ban akan kebal terhadap segala bentuk kerusakan.

"Ban modern memang sudah diperkuat, tapi ada batasnya. Faktor utama yang sering diabaikan adalah tekanan angin yang tidak sesuai rekomendasi. Ban yang kurang angin akan lebih rentan terhadap benturan, terutama di bagian dindingnya," ujar Bambang saat dihubungi, Rabu (5/2/2025).

Lebih lanjut, Bambang menyoroti pentingnya kesadaran pengemudi terhadap beban maksimal yang diizinkan untuk kendaraannya. "Overload itu musuh utama ban. Beban berlebih akan membuat ban bekerja ekstra keras dan mudah panas. Kombinasi kurang angin dan overload, itu resep sempurna untuk pecah ban, apalagi kalau menghantam lubang," tegasnya.

Selain itu, Bambang juga menyoroti pentingnya menjaga kondisi spooring dan balancing roda. "Roda yang tidak seimbang akan menyebabkan ban aus tidak merata dan lebih rentan terhadap kerusakan akibat benturan. Spooring yang tidak tepat juga bisa memicu ban ‘makan’ sisi tertentu, membuatnya tipis dan rawan pecah," jelasnya.

Menanggapi pernyataan terkait kecepatan yang mempengaruhi potensi pecah ban, Bambang memberikan pandangan yang berbeda. "Memang ada penelitian yang menunjukkan hal itu, tapi saya lebih menekankan pada kewaspadaan pengemudi. Kecepatan tinggi saat menghantam lubang justru bisa lebih berbahaya, karena gaya benturan akan semakin besar dan bisa merusak komponen kaki-kaki mobil selain ban dan velg," paparnya.

Bambang mengimbau kepada para pengemudi untuk melakukan pengecekan rutin terhadap kondisi ban, termasuk tekanan angin, kondisi fisik, dan usia ban. "Jangan tunda untuk mengganti ban yang sudah aus atau retak. Ingat, ban adalah satu-satunya komponen yang menghubungkan mobil dengan jalan, jadi kondisinya harus prima untuk keselamatan kita semua," pungkasnya.

Dengan demikian, pecah ban di jalan tol bukan semata-mata disebabkan oleh lubang. Faktor-faktor lain seperti tekanan angin, beban kendaraan, kondisi spooring dan balancing, serta kualitas ban itu sendiri memegang peranan penting dalam menentukan ketahanan ban terhadap risiko kerusakan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini