SURABAYA – Sebuah video viral memperlihatkan perseteruan dua pengemudi mobil di sebuah swalayan di Surabaya, memicu perdebatan mengenai etika mencari tempat parkir. Kejadian ini bermula saat pengemudi Toyota Innova putih hendak mundur dari tempat parkir, namun pengemudi Sigra di belakangnya langsung menyerobot masuk, memicu cekcok antara keduanya.
Peristiwa ini menjadi sorotan, mengingatkan kita akan pentingnya memahami etika dasar saat mencari tempat parkir. Lantas, bagaimana seharusnya perilaku kita di area parkir?
Pakar parkir, Rio Octaviano, menjelaskan bahwa etika di area parkir sejatinya sama dengan etika antrean. Prinsip first come, first serve atau siapa datang duluan, dia yang berhak, seharusnya menjadi panduan utama.
"Sama seperti kita antre, orang yang di depan harus diberi kesempatan. Jika ada mobil yang sudah terlihat hendak mengambil tempat, berikan ruang manuver. Tidak perlu sampai berebut," jelas Rio.
Insiden di Surabaya ini memberikan gambaran bahwa terkadang ego dan keinginan untuk cepat mendapatkan tempat parkir dapat mengalahkan akal sehat. Padahal, dengan sedikit kesabaran dan saling menghargai, gesekan tidak perlu terjadi.
Situasi ini mirip dengan antrean di tempat lain, seperti di mesin ATM misalnya. Meskipun orang di depan terlihat masih sibuk dengan ponselnya, kita tetap menghormati posisinya sebagai orang yang lebih dulu berada di antrean. Bahkan tak jarang, orang di depan justru mempersilakan kita jika kita terlihat lebih membutuhkan.
Dalam konteks parkir, prinsip serupa seharusnya juga diterapkan. Melihat mobil di depan hendak mengambil tempat, berilah ruang dan jangan berusaha merebutnya. Jika tidak ada ruang, carilah alternatif lain.
Dengan menerapkan etika antrean dan saling menghargai, pengalaman parkir seharusnya bisa menjadi lebih nyaman dan bebas dari perselisihan. Mari kita jadikan area parkir sebagai cerminan budaya antre yang baik, bukan arena adu cepat dan ego.