Jakarta – Industri otomotif nasional tengah menghadapi tantangan, namun Subaru justru menunjukkan tren positif yang mencengangkan. Di saat banyak merek lain mengalami penurunan penjualan, Subaru berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan hingga 20% pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini terbilang fantastis, terutama mengingat kondisi pasar otomotif yang sedang lesu, bahkan mengalami kontraksi hingga 11%.

Arie Christopher, Chief Executive Officer Subaru Indonesia, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini. "Kami sangat bersyukur dengan pencapaian Subaru Indonesia di tahun 2024. Jika dibandingkan dengan tahun 2022 saat kami baru memulai, pertumbuhan ini sangat signifikan. Penjualan dari 2022 ke 2023 tumbuh 243%, dan kini, di tengah penurunan industri, kami masih bisa tumbuh 20%," ujarnya dalam sebuah acara gathering Subaru Indonesia.

Lantas, apa yang membuat Subaru kebal terhadap kelesuan pasar? Arie menjelaskan bahwa kunci keberhasilan mereka terletak pada segmentasi pasar yang spesifik. "Konsumen Subaru bukan hanya mencari kendaraan untuk transportasi biasa, melainkan juga untuk hobi," kata Arie. Ia menambahkan, konsumen yang membeli mobil untuk keperluan transportasi sehari-hari cenderung menunda pembelian saat kondisi ekonomi sedang sulit.

Target pasar Subaru adalah konsumen yang "matang", dengan penghasilan menengah ke atas, yang telah memiliki pengalaman luas di dunia otomotif. "Mereka adalah konsumen yang sudah tahu betul akan produk, sudah malang melintang dengan berbagai merek mobil. Namun, mereka juga low profile, tidak butuh pengakuan lagi," lanjut Arie. Konsumen Subaru, menurutnya, lebih menghargai kualitas dan performa kendaraan.

Ismail Ashlan, General Manager Marketing, PR, & CRM Subaru Indonesia, merinci bahwa total penjualan Subaru di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 620 unit. "Dari angka tersebut, 60% disumbang oleh model SUV, sementara 40% sisanya terbagi antara sedan dan model lainnya," jelas Ismail.

Lebih lanjut, Ismail mengungkapkan bahwa prinsipal Subaru sempat terkejut dengan perkembangan penjualan BRZ di Indonesia pada tahun pertama (2022), yang berhasil menduduki posisi 1-2 secara konsisten. "Di negara lain, BRZ bahkan tidak pernah masuk tiga besar. Namun, secara volume, SUV tetap menjadi kontributor utama, terutama pada tahun kedua dan ketiga," tuturnya.

Kesuksesan Subaru di tengah badai perlambatan ekonomi menunjukkan bahwa strategi segmentasi pasar yang tepat, didukung dengan kualitas produk yang terpercaya, tetap menjadi kunci untuk meraih pertumbuhan. Subaru membuktikan bahwa brand niche pun bisa bertahan dan berkembang, bahkan di tengah kondisi pasar yang menantang. Fokus pada konsumen yang memahami nilai dan kualitas, serta tidak terpengaruh tren konsumsi umum, menjadi resep rahasia keberhasilan Subaru.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini