Sidoarjo – Kecelakaan tragis yang melibatkan bus Brimob pengangkut siswa SMAN 1 Porong, Sidoarjo, saat sesi foto buku tahunan, memunculkan sorotan tajam terkait keamanan dan perlindungan penumpang. Alih-alih menggunakan bus pariwisata berizin yang lazimnya dilengkapi asuransi, sekolah tersebut memilih bus operasional kepolisian, memicu pertanyaan soal tanggung jawab dan santunan bagi korban.

Insiden yang terjadi pada Sabtu (1/2/2025) sekitar pukul 12.30 WIB, di dekat Exit Tol Purwodadi, mengakibatkan dua korban jiwa. Sopir bus, Khoirul (60), dan seorang siswi kelas 12, Naviri Arimbi Maharani (18), meninggal dunia. Selain itu, 19 siswa dan 2 guru pendamping lainnya mengalami luka-luka.

Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), menyoroti perbedaan signifikan antara bus pariwisata dengan bus operasional instansi. Menurutnya, bus pariwisata umumnya menjamin perlindungan penumpang melalui asuransi dari PT Jasa Raharja.

"Kita juga bingung, dapat santunan atau enggak ya? Kayaknya nggak dapat santunan itu," ujar Djoko, mengindikasikan keraguan terkait pertanggungan asuransi bagi korban kecelakaan ini. Ia menegaskan bahwa bus Brimob bukanlah kendaraan umum, melainkan kendaraan operasional.

Djoko mempertanyakan legalitas penggunaan bus Brimob untuk mengangkut siswa sekolah yang notabene kegiatan komersial. "Ini sekolah, sekolah itu mesti bayar. Bayar, uangnya ke mana coba? Ada nggak PNBP (penerimaan negara bukan pajak) sewa bus? Saya kira nggak ada itu. Berarti kan penyalahgunaan fasilitas negara," tegas Djoko. Ia menambahkan bahwa jika ada penerimaan negara, dana tersebut bisa digunakan untuk biaya perawatan bus.

Senada dengan Djoko, Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan, juga menyoroti ketidakjelasan perlindungan penumpang yang menggunakan bus dinas. Ia mengatakan, "Tinggal masyarakat yang menggunakan kendaraan dinas ini menuntut pertanggungjawabannya saja."

Kecelakaan ini membuka mata publik tentang pentingnya kehati-hatian dalam memilih transportasi, terutama untuk kegiatan yang melibatkan banyak orang. Insiden ini juga menjadi pengingat bagi pihak sekolah dan instansi terkait untuk memprioritaskan keselamatan dan keamanan penumpang, serta memastikan adanya perlindungan hukum dan finansial dalam setiap perjalanan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini