Bangkok, Thailand – Pasar mobil listrik Thailand tengah memanas oleh perang harga yang semakin agresif. Lonjakan produksi yang dipicu oleh tingginya minat masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan, justru memicu persaingan harga yang tak terkendali. Diskon besar-besaran yang ditawarkan produsen, terutama dari China, membuat harga mobil listrik menjadi tidak stabil, bahkan menimbulkan kekhawatiran di kalangan konsumen.

Laporan terkini menyebutkan beberapa produsen mobil listrik telah melakukan pemangkasan harga secara signifikan. GAC memangkas harga AION Y Plus hingga 166.000 baht (sekitar Rp 80 jutaan), sementara Great Wall Motor (GWM) menurunkan harga Ora Good Cat hingga 270.000 baht (sekitar Rp 130 jutaan). Praktik diskon yang jor-joran ini bahkan telah sampai ke meja Dewan Perlindungan Konsumen, di mana banyak konsumen mengeluhkan harga yang berubah-ubah.

Sebelumnya, BYD juga sempat diinvestigasi oleh pemerintah Thailand karena memberikan diskon hingga 340 ribu baht (sekitar Rp 164 jutaan). Meskipun penyelidikan telah selesai dan BYD dibebaskan dari tuduhan pelanggaran, peristiwa ini menjadi indikasi betapa ketatnya persaingan harga di pasar mobil listrik Thailand.

Analis senior dari Bank Siam Commercial (SCB), Tita Phekanonth, memperingatkan bahwa perang harga ini tidak akan berlangsung singkat. Ia bahkan memprediksi bahwa persaingan ini bisa merambah ke pasar mobil konvensional berbahan bakar fosil, memaksa harga mobil jenis ini ikut turun. Kondisi ini berpotensi mengubah lanskap industri otomotif Thailand secara keseluruhan.

Menghadapi situasi pelik ini, Board of Investment (BOI) Thailand mengambil langkah strategis untuk meredam dampak negatif perang harga. Salah satu solusi yang ditempuh adalah mendorong ekspor mobil listrik buatan Thailand, dengan tujuan mengurangi kelebihan pasokan di pasar domestik. Dengan kata lain, Thailand mencoba menjadikan diri sebagai basis produksi mobil listrik untuk pasar global.

Selain itu, pemerintah Thailand juga memberikan perhatian lebih pada pengembangan mobil hybrid sebagai alternatif. Sejumlah anggaran dan program insentif disiapkan untuk mendukung mobil hybrid, dengan harapan dapat menstabilkan persaingan harga di pasar otomotif. Langkah ini menunjukkan bahwa Thailand tidak hanya fokus pada mobil listrik murni, tetapi juga mencari solusi jangka panjang yang lebih berimbang.

Perang harga mobil listrik di Thailand menjadi pelajaran berharga bahwa peningkatan produksi yang masif tidak selalu menjamin stabilitas pasar. Dibutuhkan strategi yang matang dan dukungan pemerintah untuk memastikan bahwa industri otomotif, khususnya sektor kendaraan listrik, dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi semua pihak. Thailand kini mencoba menyeimbangkan antara ambisi menjadi pemain utama mobil listrik dan kebutuhan untuk melindungi konsumen serta industri domestik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini