Jakarta – Toyota kembali menunjukkan dominasinya di pasar otomotif global dengan mempertahankan gelar sebagai produsen mobil terlaris dunia untuk tahun kelima berturut-turut pada 2024. Meski menghadapi tantangan penurunan penjualan di pasar domestik, raksasa otomotif Jepang ini berhasil mencatatkan penjualan total 10.821.480 unit kendaraan, termasuk merek Lexus, Daihatsu, dan Hino. Angka ini menempatkan Toyota jauh di depan para pesaingnya, termasuk Volkswagen Group yang harus puas di posisi kedua.
Penjualan Toyota sendiri, termasuk Lexus, mencapai 10.159.336 unit. Angka ini menunjukkan daya tarik merek Toyota yang kuat di mata konsumen global. Namun, yang lebih menarik, pertumbuhan signifikan justru terlihat pada penjualan kendaraan elektrifikasi Toyota.
Sepanjang tahun 2024, Toyota mencatatkan penjualan kendaraan elektrifikasi sebanyak 4.532.721 unit di seluruh dunia. Angka ini melonjak 23,2% dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan tren positif dan meningkatnya minat konsumen terhadap kendaraan ramah lingkungan. Kendaraan elektrifikasi Toyota meliputi berbagai jenis teknologi, mulai dari hybrid, mild hybrid, plug-in hybrid, hingga mobil listrik berbasis baterai (BEV) dan mobil sel bahan bakar hidrogen (FCEV).
Dari berbagai jenis kendaraan elektrifikasi tersebut, mobil hybrid menjadi penyumbang penjualan terbesar dengan total 4.142.412 unit. Angka ini menegaskan bahwa teknologi hybrid masih menjadi pilihan favorit konsumen karena efisiensi bahan bakar dan kemudahan penggunaannya. Diikuti oleh plug-in hybrid (PHEV) dengan 153.829 unit, mobil listrik berbasis baterai (BEV) 139.892 unit, kendaraan mild-hybrid 94.810 unit, dan mobil sel bahan bakar (FCEV) 1.778 unit.
Secara keseluruhan, kendaraan hybrid Toyota menyumbang 40,8% dari total penjualan global. Namun, yang cukup menarik perhatian adalah kontribusi mobil listrik berbasis baterai (BEV) yang masih tergolong kecil, hanya 1,4% dari total penjualan Toyota. Ini mengindikasikan bahwa Toyota masih memprioritaskan pengembangan dan penjualan teknologi hybrid, meskipun tren global bergerak ke arah kendaraan listrik murni.
Meskipun berhasil mempertahankan posisinya sebagai raja otomotif dunia, Toyota tidak luput dari tantangan. Penjualan mereka mengalami penurunan sebesar 3,7% pada 2024. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam di pasar Jepang, di mana Toyota menghadapi masalah tata kelola terkait prosedur uji sertifikasi, terutama yang melibatkan Daihatsu. Namun demikian, daya tahan dan kekuatan merek Toyota tetap mampu mengantarkan mereka pada puncak persaingan global.
Sementara itu, Volkswagen Group, pesaing terdekat Toyota, mengalami penurunan penjualan sebesar 2,3% menjadi 9 juta unit. Volkswagen harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk upaya pemangkasan biaya internal dan perang harga di pasar utama China.
Keberhasilan Toyota mempertahankan gelar raja otomotif dunia menunjukkan bahwa mereka masih menjadi pemain yang sangat kuat di pasar global. Strategi mereka dalam mengembangkan berbagai jenis kendaraan elektrifikasi, terutama hybrid, terbukti efektif dalam menarik minat konsumen. Meskipun mobil listrik murni (BEV) belum menjadi kontributor utama, Toyota tampaknya akan terus berinvestasi dan berinovasi untuk menghadapi perubahan tren pasar otomotif global di masa depan.