Pemerintah terus mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan melalui insentif fiskal, dan dampaknya mulai terasa signifikan. Mobil hybrid, yang menggabungkan mesin pembakaran internal dengan motor listrik, kini semakin diminati berkat penurunan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Kebijakan ini memangkas harga jual dan membuat mobil hybrid lebih terjangkau bagi konsumen.
Toyota, sebagai salah satu pemain utama di pasar otomotif Indonesia, memanfaatkan momentum ini dengan baik. Dua model andalannya, Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid, telah memenuhi syarat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan berhak mendapatkan insentif. Hasilnya, PPnBM untuk Kijang Innova Zenix Hybrid turun dari 7% menjadi 4%, sementara Yaris Cross Hybrid turun dari 6% menjadi 3%. Penurunan tarif ini dikonversi menjadi penghematan harga antara Rp 10 juta hingga Rp 30 juta.
Penurunan harga ini diprediksi akan memicu peningkatan daya beli masyarakat, khususnya di segmen kendaraan elektrifikasi. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan pertumbuhan pasar mobil elektrifikasi yang pesat. Pada 2021, pangsa pasar mobil elektrifikasi baru mencapai 0,36% dari total penjualan mobil nasional. Angka ini melonjak menjadi 1,97% pada tahun 2022, kemudian naik lagi menjadi 7,09% pada 2023. Di tahun 2024, pangsa pasar mobil elektrifikasi mencapai 11,92% dengan penjualan mencapai 103.227 unit.
Menariknya, dari total penjualan mobil elektrifikasi di 2024, mobil hybrid menjadi penyumbang terbesar, yaitu 59.903 unit (58,03%). Mobil listrik baterai (BEV) menyusul dengan 43.188 unit (41,84%), sedangkan mobil plug-in hybrid (PHEV) hanya mencatatkan 136 unit (0,135%). Data ini mengindikasikan bahwa konsumen Indonesia lebih tertarik pada teknologi hybrid, yang menawarkan perpaduan antara efisiensi bahan bakar dan kenyamanan penggunaan sehari-hari.
Toyota sendiri mendominasi pasar mobil elektrifikasi dengan total penjualan 35.245 unit atau sekitar 35,3% dari total penjualan. Sementara di segmen mobil hybrid, Toyota berhasil menguasai pangsa pasar sebesar 62,30%. Penjualan Kijang Innova Zenix Hybrid menjadi kontributor terbesar dengan 26.470 unit (75,12%), diikuti Yaris Cross Hybrid sebesar 4.144 unit (11,67%). Sisanya berasal dari penjualan model hybrid Toyota lainnya seperti Alphard, Vellfire, Camry, Corolla Cross, dan Corolla Altis.
Keberhasilan Toyota di pasar mobil hybrid tidak terlepas dari investasi dan pengembangan teknologi yang telah dilakukan sejak lama. Sejak 1997, Toyota dikenal sebagai pelopor kendaraan ramah lingkungan dengan meluncurkan Toyota Prius yang menggunakan teknologi Toyota Hybrid System (THS). Pengembangan THS terus berlanjut hingga generasi ke-5, dengan motor listrik yang lebih ringan, ringkas, dan bertenaga. Generasi terbaru THS menawarkan peningkatan rasio penggerak listrik, performa yang lebih baik, dan emisi CO2 yang lebih rendah.
Inisiatif Toyota dalam mengembangkan kendaraan ramah lingkungan juga merupakan bagian dari komitmen global untuk menghadapi tantangan lingkungan, seperti pemanasan global dan perubahan iklim. Melalui Toyota Environmental Challenge 2050, Toyota menargetkan untuk mencapai nett zero emission pada tahun 2050. Dengan dukungan pemerintah dan minat konsumen yang terus meningkat, mobil hybrid diyakini akan terus menjadi tren di pasar otomotif Indonesia, berperan dalam mendorong mobilitas berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.