Jakarta – Dalam dunia otomotif, kita mungkin lebih familiar dengan istilah Completely Built Up (CBU) dan Completely Knocked Down (CKD). Namun, ada satu lagi model manufaktur yang seringkali luput dari perhatian, yaitu Semi Knocked Down (SKD). Apa sebenarnya SKD dan bagaimana perannya dalam industri otomotif?

Secara sederhana, SKD adalah model perakitan kendaraan yang berada di antara CBU dan CKD. Jika CBU adalah mobil yang diimpor utuh dan CKD adalah mobil yang dirakit dari komponen-komponen terpisah, maka SKD berada di tengah-tengahnya. Dalam skema SKD, komponen-komponen kendaraan dikirim dalam bentuk setengah jadi ke negara tujuan.

Sebagai ilustrasi, bayangkan sebuah puzzle. Dalam CKD, kita menerima seluruh potongan puzzle yang belum tersusun. Sementara itu, dalam SKD, kita menerima puzzle yang sebagian besar sudah tersusun, hanya tinggal beberapa bagian yang harus dirakit. Proses ini menjadikan perakitan SKD lebih cepat dan efisien dibandingkan CKD.

Perbedaan Mendalam Antara SKD dan CKD

Perbedaan mendasar antara SKD dan CKD terletak pada tahapan perakitan yang dilakukan di negara tujuan. Pada CKD, semua proses perakitan dilakukan dari nol, mulai dari pemasangan bodi, pengecatan, hingga pemasangan komponen-komponen kecil seperti baut dan kabel. Sementara itu, pada SKD, sebagian besar proses yang membutuhkan investasi besar, seperti pengelasan dan pengecatan bodi, telah dilakukan di negara asal. Negara tujuan kemudian hanya fokus pada perakitan lanjutan.

"Proses awal yang membutuhkan investasi besar, seperti pengelasan dan pengecatan, sudah dilakukan di pabrik asal. Kita fokus pada bagian yang lebih sederhana," ujar seorang pelaku industri otomotif yang enggan disebutkan namanya.

Mengapa SKD Lebih Efisien?

Salah satu keuntungan utama dari model SKD adalah efisiensi biaya. Dengan menghilangkan tahapan-tahapan awal yang memakan banyak biaya dan investasi, produsen dapat menekan ongkos produksi secara signifikan. Selain itu, negara-negara tujuan perakitan SKD juga seringkali memberikan insentif, seperti keringanan pajak atau tarif impor yang lebih rendah, yang semakin menguntungkan para produsen.

Dengan demikian, SKD menjadi pilihan strategis bagi para produsen yang ingin memperluas pasar mereka, tanpa harus berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur manufaktur di negara baru.

Lebih dari Sekadar Perakitan, SKD adalah Strategi Bisnis

SKD bukan sekadar model perakitan, tetapi juga sebuah strategi bisnis. Model ini memungkinkan produsen untuk merespons pasar dengan lebih cepat dan fleksibel. Dengan melakukan sebagian besar proses manufaktur di negara asal, produsen dapat memastikan kualitas dan standardisasi produk, sementara perakitan di negara tujuan memberikan fleksibilitas dan efisiensi biaya.

Meskipun SKD mungkin tidak sepopuler CKD dan CBU, model manufaktur ini memainkan peran penting dalam industri otomotif global. SKD membuka pintu bagi kolaborasi lintas negara, memungkinkan produsen untuk mengoptimalkan rantai pasokan dan memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai belahan dunia. Jadi, lain kali Anda melihat mobil baru di jalan, ingatlah bahwa ada kemungkinan mobil tersebut diproduksi melalui skema SKD yang cerdas dan efisien.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini