Jakarta – Wacana motor gede (moge) diizinkan melintasi jalan tol kembali mencuat, memicu perdebatan antara potensi pendapatan negara dan risiko keselamatan. Seorang anggota DPR RI berpendapat bahwa moge dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi pengelola jalan tol tanpa merusak infrastruktur. Namun, seorang pakar keselamatan jalan dari Malaysia justru menegaskan bahwa kebijakan pelarangan motor masuk tol di Indonesia sudah tepat demi alasan keselamatan.
Anggota Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras, mengusulkan agar moge diperbolehkan masuk tol, melihat potensi pendapatan tambahan bagi negara. Ia berpendapat bahwa moge, layaknya kendaraan pengawal, tidak akan merusak jalan tol dan hanya memerlukan aturan ketat untuk menjaga ketertiban berkendara. Argumen ini didasarkan pada asumsi bahwa moge tidak seberat kendaraan logistik dan tidak berpotensi merusak jalan.
Di sisi lain, Direktur Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS), Zulhaidi Mohd Jawi, memberikan pandangan yang berbeda. Menurutnya, kebijakan Indonesia melarang motor masuk tol sudah benar dari sudut pandang keselamatan. Ia menekankan bahwa kecepatan tinggi di jalan tol meningkatkan risiko kecelakaan fatal bagi pengendara motor. Ia berpendapat, meski sudah menggunakan perlengkapan keselamatan, risiko cedera serius tetap tinggi ketika pengendara motor kehilangan keseimbangan dan terjatuh di kecepatan tinggi.
Malaysia sendiri, memperbolehkan motor melintasi tol. Namun, Zulhaidi menjelaskan bahwa kebijakan ini sudah ada sejak lama dan sulit untuk ditarik kembali karena sudah membudaya. Meski demikian, ia mengakui bahwa dari sisi keselamatan, kebijakan tersebut sebenarnya tidak ideal. Motor membutuhkan keseimbangan yang lebih besar di kecepatan tinggi, dan kecelakaan di jalan tol dapat berakibat fatal.
Perdebatan ini menyoroti dilema antara kepentingan ekonomi dan keselamatan jalan. Di satu sisi, potensi pendapatan dari moge yang masuk tol dapat menarik, namun di sisi lain, ada risiko keselamatan yang signifikan yang perlu diperhatikan.
Wacana ini kembali membuka diskusi tentang bagaimana menyeimbangkan antara kebutuhan ekonomi dan keselamatan pengguna jalan. Perlu kajian yang lebih mendalam, melibatkan berbagai pihak dan mempertimbangkan aspek keselamatan, sebelum kebijakan yang berdampak luas ini diambil. Penting untuk diingat bahwa keselamatan pengguna jalan, terutama pengendara motor, harus menjadi prioritas utama.