Jakarta – Teka-teki soal rencana Ford membangun pabrik di Indonesia masih menjadi misteri. Meski sudah dua tahun kembali meramaikan pasar otomotif Tanah Air, pabrikan asal Amerika Serikat (AS) ini belum memberikan sinyal kuat terkait investasi manufaktur lokal.

Saat ini, seluruh mobil Ford yang beredar di Indonesia masih berstatus impor utuh (CBU) dari Thailand. RMA Indonesia, sebagai agen pemegang merek (APM) Ford di Indonesia, menyatakan bahwa keputusan pembangunan pabrik memerlukan pertimbangan matang.

"RMA Indonesia dan Ford berkomitmen untuk terus bertumbuh sesuai dengan perkembangan industri otomotif dan kami akan selalu mencari solusi terhadap apapun yang menjadi opportunity kami di Indonesia," kata Country Manager RMA Indonesia, Toto Suharto, di Jakarta Selatan. Sayangnya, Toto enggan memberikan rincian lebih lanjut mengenai kapan rencana pembangunan pabrik ini akan terealisasi.

Desakan agar Ford segera membangun pabrik di Indonesia sudah lama disuarakan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Bahkan, permintaan ini sudah disampaikan sejak Ford kembali hadir di Indonesia.

"Mereka datang lagi ke sini, kami tanya, rencananya bagaimana? Mau bikin pabrik atau enggak? Kalau enggak bikin pabrik, ya percuma, nanti kalau volume (permintaan)-nya naik yang kelabakan mereka," ujar Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, beberapa waktu lalu.

Gaikindo juga menegaskan bahwa pemerintah berpotensi membatasi kuota impor setiap merek mobil, termasuk Ford. Hal ini didasari oleh fakta bahwa Indonesia saat ini sudah swasembada otomotif.

"Itu nanti (impornya) kan terbatas, kuotanya bisa dibatasi oleh pemerintah. Karena kan kita swasembada, apa spesifiknya harus mendatangkan dari luar?" lanjut Kukuh.

Isu investasi Ford di Indonesia sebenarnya telah mencuat sejak pertengahan 2024. Kala itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan bahwa Ford termasuk salah satu perusahaan yang akan berinvestasi dalam ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia, memanfaatkan potensi nikel yang melimpah.

"Kita patut berbangga bagaimana Indonesia menjadi salah satu pemain nikel terbesar di dunia. Kita berbangga sekarang investasi untuk ekosistem EV battery kita saya rasa salah satu terdepan. Di sini ada investasi dari China, dari Korea, ada juga nantinya dari Volkswagen dan Ford Motor Company. Artinya kita luar biasa," kata Erick.

Meski demikian, pernyataan Erick tersebut belum dapat dikonfirmasi lebih lanjut oleh Ford. Kehadiran pabrik Ford di Indonesia tentu akan memberikan dampak positif bagi industri otomotif nasional, mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga transfer teknologi. Namun, hingga kini, pertanyaan besar masih menggantung: Kapan Ford akan merealisasikan investasi manufaktur di Indonesia?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini