Jakarta – Pengendara kerap dibuat jengkel dengan keberadaan lane hogger, kendaraan yang berjalan lambat dan "menguasai" jalur cepat. Kebiasaan ini bukan hanya memperlambat laju lalu lintas, tapi juga memicu potensi kecelakaan akibat manuver mendadak pengendara lain yang frustrasi. Lalu, bagaimana cara menghadapinya dengan aman dan bijak?

Maraknya lane hogger di jalan raya sering kali membuat pengemudi lain kehilangan kesabaran. Memaksakan menyalip dengan agresif atau membunyikan klakson terus-menerus hanya akan memperkeruh suasana dan meningkatkan risiko tabrakan. Penting untuk diingat, kesabaran dan strategi yang tepat adalah kunci untuk menghadapi situasi ini.

Seorang pengamat keselamatan berkendara, yang enggan disebutkan namanya, menyarankan agar pengemudi tidak terpancing emosi saat berhadapan dengan lane hogger. "Pertama, jaga jarak aman dengan kendaraan di depan. Jangan menempel terlalu dekat, karena hal itu bisa membuat Anda panik dan melakukan gerakan tiba-tiba jika lane hogger itu mengerem mendadak," ujarnya.

Selanjutnya, manfaatkan lampu sein dengan baik saat hendak menyalip. Pastikan jalur di samping atau depan benar-benar kosong sebelum berpindah jalur. Jangan pernah memaksakan diri jika kondisi tidak memungkinkan. "Prioritaskan keselamatan, bukan kecepatan," tegasnya.

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa lane hogger seringkali tidak menyadari dampak buruk yang mereka timbulkan. Oleh karena itu, hindari membunyikan klakson secara berlebihan, karena bisa memicu eskalasi emosi atau bahkan konflik di jalan.

Dari sisi hukum, kebiasaan menjadi lane hogger adalah pelanggaran. Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) No. 22 Tahun 2009 mengatur dengan jelas bahwa setiap pengendara wajib berkendara dengan tertib dan mematuhi peraturan yang berlaku. Pelanggar, termasuk lane hogger, dapat dikenai sanksi denda hingga Rp500.000 atau kurungan penjara maksimal 2 bulan.

Maka dari itu, menjadi pengendara yang bertanggung jawab tidak hanya berarti mematuhi rambu lalu lintas, tetapi juga sadar terhadap dampak perilaku berkendara kita pada orang lain. Dengan lebih sabar dan disiplin, kita bisa menciptakan lingkungan lalu lintas yang lebih aman dan nyaman bagi semua pengguna jalan, serta terhindar dari risiko kecelakaan. Ingat, jalan raya adalah ruang publik yang harus digunakan dengan etika dan saling menghargai.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini