Jakarta – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyoroti kondisi keselamatan angkutan darat yang kian memprihatinkan. Maraknya kecelakaan, mulai dari truk over dimension over loading (ODOL) hingga bus pariwisata, menjadi sorotan utama. MTI mendesak pemerintah, khususnya Presiden terpilih, untuk mengambil tindakan tegas dan komprehensif dalam mengatasi masalah ini.
Ketua Umum MTI, Tory Damantoro, mengungkapkan kekhawatirannya terkait pertumbuhan kendaraan ODOL yang masih di bawah 5%. Menurutnya, angka ini sudah cukup memicu kecelakaan dengan kerugian ekonomi dan korban jiwa yang signifikan. "Jika sekarang saja sudah seperti ini, bagaimana nanti jika pertumbuhan ekonomi mencapai 8%? Kerugian dan korban jiwa akan semakin besar," tegas Tory.
MTI menilai, akar masalah kecelakaan angkutan darat tidak hanya terletak pada faktor kesalahan pengemudi, seperti mengantuk atau pengaruh alkohol. Dewan Penasehat MTI, Agus Pambagio, menyoroti bahwa analisis kecelakaan selama ini terkesan monoton dan tidak menyentuh akar permasalahan. "Analisisnya selalu soal supir mengantuk, atau soal gradien jalan, tetapi tidak ada upaya sistematis untuk mencegah kejadian serupa berulang," ujarnya.
Djoko Setijowarno, Ketua Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI, menambahkan bahwa seringkali hanya sopir yang menjadi sasaran hukum atas kecelakaan akibat ODOL. Sementara itu, pemilik kendaraan, perusahaan angkutan, dan pemilik barang yang seharusnya juga bertanggung jawab, justru lolos dari jerat hukum. "Sistem ini perlu diubah. Semua pihak harus ikut bertanggung jawab dalam menjamin keselamatan di jalan raya," kata Djoko.
Lebih lanjut, Darmaningtyas, Dewan Penasehat MTI lainnya, menyoroti bahwa performa keselamatan transportasi darat saat ini berbanding terbalik dengan perannya sebagai penggerak utama angkutan orang dan barang. "Regulasi seakan tidak ada, dan pemerintah seperti tidak peduli terhadap dampak buruk yang terjadi. Kecelakaan yang terus terjadi pada angkutan truk dan bus wisata perlu memperoleh atensi khusus agar tidak terus terulang," ungkapnya.
MTI menegaskan bahwa perbaikan sistem keselamatan transportasi darat harus menjadi prioritas utama. Mereka mendesak Presiden terpilih untuk memimpin langsung upaya nasional yang komprehensif dalam menanggulangi masalah ini. Menurut MTI, perbaikan sistem transportasi bukan hanya soal keselamatan, tetapi juga krusial bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya kepemimpinan yang kuat dan tindakan nyata, MTI berharap angka kecelakaan angkutan darat dapat ditekan dan memberikan jaminan keselamatan bagi seluruh pengguna jalan. Masyarakat juga mengharapkan adanya perubahan paradigma dalam penegakan hukum, di mana semua pihak yang terlibat dalam rantai transportasi memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga keselamatan.