Washington DC – Presiden Donald Trump langsung bergerak cepat setelah pelantikannya. Salah satu kebijakan pertamanya adalah membatalkan mandat kendaraan listrik yang sebelumnya digagas oleh Joe Biden. Langkah ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai arah masa depan industri otomotif Amerika Serikat (AS).
Mandat kendaraan listrik yang dicabut Trump mengharuskan produsen mobil untuk memenuhi standar emisi yang semakin ketat dalam beberapa tahun mendatang. Kebijakan Biden sebelumnya menargetkan 50% kendaraan baru yang terjual pada tahun 2030 adalah mobil listrik, termasuk mobil listrik murni dan plug-in hybrid.
Trump berdalih, pembatalan ini akan "menyelamatkan" industri otomotif AS dan para pekerjanya. Ia menegaskan bahwa konsumen akan memiliki kebebasan untuk memilih mobil yang mereka inginkan, tanpa tekanan dari regulasi yang menurutnya membatasi pilihan. "Anda akan dapat membeli mobil pilihan Anda," ujarnya seperti dikutip dari The Detroit News.
Langkah ini jelas menandakan perubahan haluan yang signifikan. Dengan pembatalan regulasi ini, produsen mobil kemungkinan besar akan mengurangi fokus mereka pada pengembangan dan produksi kendaraan listrik. Hal ini juga berdampak pada target Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) terkait standar emisi gas rumah kaca untuk model kendaraan tahun 2027 hingga 2032. Meski peraturan tersebut tidak mewajibkan pembelian mobil listrik, namun standar kinerja yang ditetapkan membuat produsen mobil harus mempertimbangkan bauran penjualan mereka agar tetap dalam batas yang ditentukan. EPA memprediksi, pada tahun 2032, produsen mobil dapat memilih untuk memproduksi kendaraan listrik sepenuhnya sekitar 30% hingga 56% dari penjualan kendaraan ringan baru mereka.
Dalam pidatonya di Gedung Capitol, Trump juga berjanji untuk memajukan industri otomotif Amerika dan meningkatkan produksi mobil ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia mengucapkan terima kasih kepada para pekerja otomotif yang telah memberikan kepercayaan mereka kepadanya. "Kami telah melakukan hal yang luar biasa dengan suara mereka," katanya.
Tidak hanya itu, Trump juga menegaskan kembali komitmennya untuk merombak sistem perdagangan AS, termasuk dengan menaikkan tarif barang impor dari China, Meksiko, dan Kanada. Trump menyatakan, ia akan mengenakan tarif dan pajak kepada negara asing, bukan kepada warga negara AS. Untuk melaksanakan kebijakan ini, ia akan membentuk Layanan Pendapatan Eksternal untuk mengumpulkan tarif, bea, dan pendapatan dari sumber asing. Trump meyakini kebijakan ini akan membawa keuntungan finansial yang signifikan bagi negara.
Kebijakan Trump ini menandai perubahan besar dalam kebijakan lingkungan dan perdagangan AS. Dampaknya terhadap industri otomotif, pasar kendaraan listrik, serta hubungan dagang internasional, masih akan terus menjadi sorotan dalam beberapa waktu mendatang.