Jakarta – Jalan pintas memang menggoda, terutama saat terjebak macet. Namun, memilih melawan arah bukan solusi cerdas, melainkan tindakan berbahaya yang mengintai keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lain. Kesadaran akan bahaya perilaku ini masih minim, dan inilah saatnya kita bertindak.

Pakar keselamatan berkendara, Agus Sani, mengungkapkan bahwa persoalan lawan arah tidak bisa diatasi dengan satu cara saja. Dibutuhkan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

“Kita perlu strategi gabungan antara edukasi, penegakan hukum yang tegas, dan kampanye sosial yang efektif. Ini bukan sekadar anjuran, tapi kebutuhan mendesak,” tegas Agus.

Edukasi, menurut Agus, harus dilakukan secara masif dengan memanfaatkan beragam platform. Mulai dari media televisi, radio, hingga platform media sosial yang digandrungi generasi saat ini. Visualisasi bahaya dan penyampaian bahasa yang sederhana menjadi kunci agar pesan mudah dicerna.

"Jangan lupa, materi keselamatan lalu lintas harus masuk dalam kurikulum sekolah. Pembentukan karakter taat aturan harus dimulai sejak dini," imbuh Agus.

Selain itu, kolaborasi dengan komunitas, seperti klub motor dan organisasi sosial, menjadi amunisi penting dalam menyebarkan pesan keselamatan. Mereka bisa menjadi agen perubahan yang menjangkau lapisan masyarakat lebih luas.

Namun, edukasi saja tidak cukup. Penegakan hukum tanpa pandang bulu juga krusial. Pelanggar lawan arah harus ditindak tegas melalui tilang dan razia rutin di titik-titik rawan.

"Tidak boleh ada toleransi. Ini bukan sekadar pelanggaran lalu lintas biasa, tapi tindakan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan fatal," kata Agus.

Pihak swasta juga didorong untuk ikut andil. Perusahaan bisa mengedukasi karyawannya tentang pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas. Upaya bersama ini akan membentuk budaya tertib berlalu lintas.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah infrastruktur jalan. Desain jalan yang buruk, putaran arah yang terlalu jauh, atau rambu yang tidak jelas kerap menjadi pemicu pengendara melawan arah.

"Perbaikan desain jalan dan rambu-rambu adalah investasi jangka panjang untuk keselamatan. Pemerintah daerah harus segera bertindak," tegas Agus.

Yang paling utama, kesadaran pengendara menjadi kunci perubahan. Melawan arah bukan solusi, tapi ancaman nyata. Mari kita jadikan jalan raya sebagai ruang publik yang aman dan nyaman, bukan arena kebut-kebutan dan pelanggaran aturan.

"Tanggung jawab untuk menciptakan lalu lintas yang aman adalah milik kita bersama. Jangan sampai penyesalan datang terlambat," pungkas Agus.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini