Jakarta – Sebuah insiden mengejutkan terjadi di jalan tol Wiyoto Wiyono, Jakarta Utara, ketika sebuah mobil Toyota Avanza berwarna hitam melaju tanpa kendali, menabrak seorang pesepeda dan tiang penerangan jalan. Kejadian yang terekam video dan viral di media sosial ini memperlihatkan momen menegangkan ketika mobil tersebut berjalan sendiri tanpa pengemudi di dalamnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, mobil Avanza yang dikemudikan seorang wanita berinisial YH, mengalami masalah pada sistem pengereman saat melintas di jalan tol. Akibat kepanikan, pengemudi tersebut turun dari mobil. Namun, tanpa diduga, mobil malah melaju tanpa kendali dengan raungan mesin yang keras.

Seorang pria, diduga sopir truk yang melintas, mencoba membantu dengan berupaya menghentikan laju mobil dari luar. Namun, upayanya sia-sia, bahkan ia terjatuh saat mencoba mengejar mobil yang terus melaju tanpa kendali.

Kejadian ini memicu perdebatan mengenai pentingnya pengecekan kendaraan secara rutin. Pakar keselamatan berkendara dari Ikatan Motor Indonesia (IMI), Erreza Hardian, menekankan bahwa pemilik kendaraan wajib memastikan kelayakan kendaraan sebelum digunakan. Hal ini mencakup pemeriksaan sistem pengereman, kondisi oli, dan potensi bunyi aneh yang mengindikasikan masalah.

"Pengecekan rem sangat sederhana, cukup dengan menginjak pedal rem saat start dan mundur sedikit. Periksa juga apakah ada tetesan oli saat parkir. Dengarkan juga apakah ada bunyi aneh saat maju mundur," ujarnya.

Selain itu, Erreza juga mengingatkan pentingnya penggunaan rem tangan saat berhenti darurat, terutama di jalan dengan elevasi. Ia menjelaskan bahwa kendaraan yang berhenti di jalan menanjak atau menurun, berpotensi meluncur sendiri jika hanya dalam posisi netral tanpa rem tangan. Energi potensial yang tersimpan dalam massa kendaraan, ditambah gravitasi dan elevasi jalan, dapat memicu pergerakan tak terduga.

"Ketika berada di jalan elevated seperti tol, ada energi potensial yang besar. Jika hanya netral tanpa rem tangan, mobil sangat mungkin bergerak sendiri," tambahnya.

Menghadapi situasi darurat seperti ini, Erreza menyarankan pengemudi untuk menarik perhatian pengguna jalan lain agar waspada. Namun, upaya menahan laju mobil dengan tenaga manusia sangat tidak disarankan karena tidak sebanding dengan kekuatan mesin. Ia menyarankan penggunaan benda atau kendaraan lain untuk mengganjal atau menahan laju mobil.

"Prinsipnya, selamatkan nyawa dulu. Tapi setelah itu, upayakan untuk memperkecil risiko dengan prosedur henti darurat yang benar. Jika ada masalah dengan kendaraan, lebih bijak jika memilih jalan arteri yang lebih terkendali," jelas Erreza.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua pengendara bahwa bahaya selalu ada di jalan. Dengan pemahaman dan tindakan yang tepat, risiko kecelakaan dapat dikendalikan dan diminimalkan. Pengecekan rutin kendaraan dan respons yang bijak saat darurat adalah kunci untuk berkendara dengan aman.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini