Jakarta – Gelombang aksi protes mengguncang Kementerian Pendidikan, Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) tumpah ruah di kantor kementerian, membawa spanduk bernada sindiran untuk Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro. Puncaknya, mobil dinas berpelat RI 25 yang ditumpangi sang menteri turut menjadi sasaran sorakan.

Dalam video yang beredar luas, mobil Toyota Crown berwarna hitam itu melintas di area parkir gedung. Massa ASN, dengan suara lantang, meneriakkan kata "turun" berulang kali. Aksi tersebut menggambarkan betapa kuatnya kekecewaan para pegawai terhadap kepemimpinan Menteri Satryo. Meski demikian, mobil dinas tersebut tetap melaju, meninggalkan kerumunan demonstran.

Aksi yang berlangsung di lingkungan kantor Kemendiktisaintek ini diwarnai dengan nyanyian lagu kebangsaan dan yel-yel. Para ASN membawa spanduk dan karangan bunga yang berisi pesan-pesan kritik tajam kepada Menteri Satryo.

Pemicu utama aksi ini adalah pemberhentian mendadak seorang pegawai Kemendiktisaintek bernama Neni Herlina. Ketua Paguyuban Pegawai Dikti, Suwitno, menduga ada kesalahpahaman yang menjadi dasar pemberhentian tersebut. Ia menyebut adanya dugaan fitnah atau suuzon yang menyudutkan Neni. "Mungkin ada kesalahpahaman di dalam pelaksanaan tugas dan itu menjadi fitnah atau suuzon bahwa Ibu Neni menerima sesuatu, padahal dia tidak melakukannya," ujarnya.

Di tengah riuhnya aksi protes, mobil dinas yang ditumpangi Menteri Satryo juga menjadi sorotan. Mobil Toyota Crown 2.5 HV G-Executive Hybrid itu merupakan kendaraan operasional menteri di era Presiden Joko Widodo. Mobil hybrid ini dibekali mesin 2.487 cc Dynamic Force Engine yang menghasilkan tenaga 184 PS dan torsi 221 Nm. Motor listriknya mampu menyemburkan tenaga 143 PS dan torsi 300 Nm. Perpaduan kedua mesin ini diklaim mampu memberikan efisiensi bahan bakar dengan konsumsi sekitar 20,8 km/liter, serta emisi gas buang rendah, 112.0 g/km.

Aksi protes ini menjadi gambaran nyata adanya gejolak internal di Kemendiktisaintek. Tuntutan para ASN yang menghendaki keadilan dan transparansi dalam proses pengambilan keputusan, khususnya terkait pemberhentian pegawai, menjadi isu sentral yang patut mendapat perhatian. Sorakan ‘turun’ terhadap mobil dinas Menteri Satryo juga menjadi simbol kekecewaan yang mendalam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini