Jakarta – Pasar mobil premium Indonesia kini semakin ramai dengan kehadiran merek-merek asal China, terutama di segmen kendaraan listrik (EV). Masuknya para pemain baru ini memicu persaingan yang lebih ketat, bahkan menantang dominasi pabrikan Eropa seperti BMW.

Presiden Direktur BMW Group Indonesia, Peter "Sunny" Medalla, melihat fenomena ini sebagai dampak dari oversupply atau kelebihan pasokan di pasar global. Ia menilai, pabrikan China agresif merambah pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, untuk menyerap kelebihan produksi mereka.

"Tentu saja kami kedatangan rekan kompetitor dari China yang tidak hanya masuk Indonesia, tetapi juga mereka banyak menyasar pasar Asia Tenggara. Menurut kami alasan utamanya adalah karena suplai yang berlebihan," ujar Sunny saat ditemui usai acara BMW Annual Press Conference & Outlook 2025.

Sunny mengakui bahwa strategi harga yang ditawarkan oleh merek-merek China cukup mengagetkan. Mereka berani mematok harga yang sangat kompetitif, bahkan cenderung agresif. Namun, BMW menegaskan tidak akan ikut dalam perang harga ini.

"Kenapa mereka datang dengan harga jual yang sangat kompetitif, yang sebenarnya terkadang mengejutkan saya. Tapi kita tidak akan masuk ke permainan ini," tegasnya.

BMW lebih memilih untuk fokus pada keunggulan produk, nilai historis, dan citra premium yang telah mereka bangun selama ini. Perusahaan asal Jerman ini yakin bahwa kualitas, inovasi, dan pengalaman berkendara yang ditawarkan BMW akan tetap menjadi daya tarik utama bagi konsumennya.

"BMW akan tetap prestisius, akan tetap premium, dan akan memberikan Anda inovasi yang berbeda untuk setiap EV yang akan kita perkenalkan atau telah diperkenalkan di Indonesia dan di pasar lain," kata Sunny.

Lebih dari sekadar menjual mobil, BMW menekankan komitmennya untuk memberikan layanan purna jual jangka panjang. Mereka tidak hanya memberikan layanan kepada pembeli pertama, tetapi juga kepada pemilik selanjutnya.

"Mau anda akan memilikinya (mobil BMW) selama 3 tahun atau 5 tahun atau 10 tahun. Bahkan untuk pemilik berikutnya, kami akan menjaga mobil itu," jelas Sunny. Hal ini menunjukkan bahwa BMW hadir di Indonesia bukan hanya untuk penjualan instan, melainkan untuk membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen.

BMW tidak menutup diri dari perbandingan dengan mobil premium asal China. Namun, Sunny mengingatkan bahwa perbandingan tidak bisa hanya dilihat dari spesifikasi di atas kertas. Ia menekankan pentingnya pengalaman berkendara untuk bisa merasakan perbedaan nyata antara mobil BMW dengan kompetitornya.

"Tapi kita tidak akan pernah membandingkan spek kami (dengan mereka) di atas kertas. Karena jika setelah Anda mencoba membawanya, dan tolong jika Anda belum, tolong kendarai mobil listrik BMW karena itu berbeda jauh (dibanding yang lain)," pungkasnya. Dengan pernyataan ini, BMW seolah menantang para calon konsumen untuk membuktikan sendiri kualitas dan pengalaman berkendara yang mereka tawarkan, alih-alih terjebak dalam perbandingan spesifikasi semata.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini