Jakarta – Pasar sepeda motor Indonesia di tahun 2025 diperkirakan tetap bergairah meski ada penyesuaian pajak. Yamaha, salah satu pemain besar di industri ini, menyatakan optimisme mereka bahwa penjualan akan tetap positif. Hal ini disampaikan di tengah pemberlakuan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% untuk motor berkapasitas mesin di atas 250 cc.

Kenaikan PPN ini memang menjadi perhatian, terutama bagi produsen yang memiliki lini produk dengan kapasitas mesin besar. Namun, Yamaha memandang bahwa segmen motor gede (moge) memiliki karakteristik konsumen yang berbeda. Menurut Senior Director Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Mfg, Sutarya, kenaikan pajak tidak akan signifikan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen moge.

"Konsumen moge itu lebih pada want atau keinginan, bukan kebutuhan. Selama mereka punya dana, kenaikan pajak tidak akan terlalu berpengaruh," ujar Sutarya.

Pernyataan ini seolah menggarisbawahi bahwa pasar moge memiliki daya tahan yang kuat terhadap fluktuasi harga akibat pajak. Konsumen segmen ini cenderung loyal pada merek dan model tertentu, serta lebih mengedepankan gaya hidup dan prestise.

Sementara itu, pasar motor di bawah 250 cc, yang menjadi tulang punggung penjualan sepeda motor di Indonesia, masih akan dikenakan PPN 11%. Ini menjadi sinyal positif bagi Yamaha dan produsen lainnya, karena mayoritas penjualan memang berada di segmen ini.

Mengenai opsen pajak, meskipun ada relaksasi dari pemerintah daerah berupa diskon, Yamaha tetap berharap ada evaluasi lebih lanjut untuk industri. Opsen pajak yang bersifat sementara dikhawatirkan bisa menjadi hambatan bagi pertumbuhan penjualan sepeda motor secara keseluruhan, terutama motor "rakyat" yang terjangkau oleh masyarakat luas.

"Kami berharap pemerintah terus mendukung dan melindungi industri otomotif. Sepeda motor itu kan kendaraan rakyat, kalau harganya terlalu mahal tentu akan memberatkan," lanjut Sutarya.

Optimisme Yamaha ini didasari keyakinan bahwa pemerintah akan mengambil kebijakan yang mendukung pertumbuhan industri otomotif. Dengan populasi pengguna sepeda motor yang besar di Indonesia, kebijakan yang pro terhadap industri akan memberikan dampak positif bagi perekonomian secara keseluruhan.

Meskipun ada kenaikan PPN dan opsen pajak, Yamaha belum berencana merevisi target penjualan mereka. Mereka tetap fokus pada strategi yang telah ditetapkan, dan yakin bahwa pasar sepeda motor Indonesia akan tetap prospektif di tahun 2025. Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari pemerintah, Yamaha yakin dapat meraih hasil yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini