JAKARTA – Industri otomotif Indonesia menghadapi tantangan di pasar ekspor sepanjang tahun 2024. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan adanya penurunan signifikan dalam pengiriman mobil utuh (CBU) ke luar negeri. Meskipun begitu, beberapa merek justru berhasil mencatatkan pertumbuhan positif yang menopang kinerja ekspor secara keseluruhan.
Secara total, ekspor mobil CBU buatan dalam negeri mencapai 472.194 unit pada 2024, mengalami penurunan sebesar 6,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 505.134 unit. Penurunan ini dipengaruhi oleh lesunya ekspor beberapa merek besar, seperti Daihatsu yang anjlok 30% dan Suzuki yang bahkan lebih parah dengan penurunan 50,4%. Kondisi ini menjadi alarm bagi industri otomotif Indonesia untuk terus berinovasi dan mencari pasar baru.
Namun, di tengah penurunan ini, ada secercah harapan. Toyota dan Hyundai tampil sebagai penyelamat. Toyota berhasil membukukan peningkatan ekspor sebesar 21% dengan total 166.531 unit, menjadikannya kontributor utama ekspor mobil CBU. Sementara itu, Hyundai juga menunjukkan performa impresif dengan pertumbuhan ekspor sebesar 14%, mencapai 62.443 unit. Peningkatan ini menunjukkan bahwa produk-produk Toyota dan Hyundai masih memiliki daya tarik yang kuat di pasar global.
Daihatsu, meski mengalami penurunan ekspor, masih mampu mempertahankan posisinya sebagai kontributor kedua terbesar dengan total 110.334 unit. Diikuti oleh Mitsubishi Motors dengan 87.896 unit yang juga berhasil tumbuh 14%. Sementara itu, Suzuki harus puas berada di peringkat kelima dengan ekspor hanya 19.141 unit, turun drastis dibandingkan tahun sebelumnya.
Tidak hanya ekspor CBU yang mengalami penurunan, ekspor mobil dalam bentuk terurai (CKD) juga mengalami nasib serupa. Pada tahun 2024, ekspor CKD turun 29,6%, hanya mencapai 46.311 set unit. Mitsubishi Motors dan Hyundai menjadi kontributor utama dalam kategori ini, sementara Toyota tidak lagi melakukan ekspor CKD pada 2024, berbanding terbalik dengan tahun 2023 lalu.
Di tengah penurunan ekspor mobil utuh dan terurai, satu-satunya kategori yang berhasil mencatatkan pertumbuhan adalah ekspor komponen. Pada tahun 2024, ekspor komponen meningkat dari 150.250.640 buah menjadi 153.075.695 buah. Toyota mendominasi kategori ini dengan kontribusi mencapai 91% dari total ekspor komponen. Hal ini mengindikasikan bahwa industri komponen otomotif Indonesia memiliki potensi yang besar dan perlu terus didorong.
Penurunan ekspor mobil secara umum menjadi sinyal bagi para pelaku industri untuk melakukan evaluasi dan strategi baru. Mengingat persaingan yang semakin ketat di pasar global, penting bagi produsen otomotif Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas produk, inovasi, serta mencari peluang pasar baru. Keberhasilan Toyota dan Hyundai dalam meningkatkan ekspor menjadi contoh positif yang dapat diikuti oleh merek lain. Dengan strategi yang tepat, industri otomotif Indonesia dapat kembali meraih pertumbuhan di pasar ekspor.