Jakarta – Lampu jarak jauh, atau high beam, sering dianggap sepele, padahal perannya vital dalam mendukung visibilitas saat berkendara di malam hari atau kondisi minim cahaya. Namun, pemakaiannya yang kurang bijak justru bisa menjadi bumerang, membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain. Sering kali, lampu ini dinyalakan bukan karena kebutuhan, melainkan hanya sekadar "gaya-gayaan" atau bahkan karena ketidaktahuan.

Lantas, kapan sebenarnya lampu jarak jauh ini ideal digunakan? Seorang praktisi keselamatan berkendara, yang enggan disebutkan namanya, menjelaskan bahwa lampu jarak jauh sebaiknya hanya dinyalakan saat kondisi jalan benar-benar sepi, tanpa adanya kendaraan lain dari arah berlawanan atau di depan. Pemakaian di situasi yang tidak tepat akan menciptakan efek snow blindness, di mana pengemudi lain mengalami silau parah dan kehilangan pandangan sesaat. Efek ini sangat berbahaya, dapat memicu kecelakaan karena hilangnya kontrol.

"Bayangkan, saat mata kita tiba-tiba disergap cahaya terang yang menyilaukan. Refleks kita akan terganggu, dan sulit untuk melihat jalan dengan jelas," ujar praktisi tersebut. "Itulah mengapa kita harus sangat hati-hati menggunakan lampu jarak jauh."

Saat berpapasan dengan kendaraan lain, lampu jarak jauh wajib hukumnya untuk segera dimatikan dan diganti dengan lampu jarak dekat. Tindakan sederhana ini sangat signifikan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pengemudi lain. Jangan sampai, ego kita membuat pengemudi lain celaka karena pandangan mereka terganggu oleh silau lampu.

Bagaimana jika kita sendiri yang terkena silau dari lampu jarak jauh kendaraan lain? Jangan panik. Hindari menatap langsung sumber cahaya. Alihkan pandangan ke sisi kiri jalan, dan coba fokuskan mata pada marka atau garis tepi jalan. Teknik ini akan membantu mengurangi efek silau dan menjaga orientasi berkendara.

Penting juga untuk selalu memperhatikan indikator lampu jarak jauh di instrument cluster kendaraan. Indikator ini akan menyala saat lampu jarak jauh aktif. Pastikan untuk selalu mengeceknya, terutama setelah melewati area gelap. Lampu jarak jauh yang lupa dimatikan, sering kali tidak disadari oleh pengemudi, padahal efeknya sangat mengganggu.

Kesadaran dan etika berkendara menjadi kunci dalam penggunaan lampu kendaraan. Penggunaan yang tepat akan membantu menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman dan nyaman. "Berkendara bukan hanya tentang kemampuan mengendalikan kendaraan, tetapi juga tentang bagaimana kita berinteraksi dengan pengguna jalan lain," kata praktisi tersebut. "Etika sederhana, seperti penggunaan lampu, jika diterapkan dengan baik, akan sangat membantu menurunkan angka kecelakaan."

Jadi, mari kita berkomitmen untuk menjadi pengemudi yang bijak, menggunakan lampu jarak jauh hanya saat dibutuhkan, bukan hanya sekadar untuk "gaya-gayaan". Keselamatan di jalan adalah tanggung jawab kita bersama. Jangan sampai kelalaian kecil, seperti penggunaan lampu yang tidak tepat, merenggut nyawa orang lain atau bahkan diri sendiri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini