TANGERANG – Kasus penembakan bos rental mobil, IA (48), di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak, mengungkap praktik penggelapan mobil sewaan yang melibatkan oknum anggota TNI AL. Peristiwa tragis ini berawal dari penjualan mobil Honda Brio milik korban dengan harga jauh di bawah pasaran.
Oknum TNI AL berinisial AA, ternyata membeli mobil Brio tersebut dari rantai penggelapan yang dimulai dari tersangka Ajat Supriatna (AS), seorang penyewa mobil. AS kemudian menyerahkan mobil ke sindikat penggelapan, IH (DPO), yang kemudian dijual ke RM dengan harga Rp 23 juta. Mobil itu kemudian berpindah tangan lagi ke IS. Terakhir, mobil itu dibeli oleh AA seharga Rp 40 juta. Padahal, harga pasaran mobil Brio RS keluaran terbaru masih di atas Rp 200 juta. Harga baru mobil tersebut bahkan mencapai Rp 253.100.000.
Mobil Honda Brio yang menjadi akar masalah ini adalah varian RS 1.2 CVT dengan warna Phoenix Orange Pearl Two Tone. Data dari Bapenda Jawa Barat menunjukkan bahwa mobil ini memiliki nomor polisi B 2696 KZO. Fakta ini menjadi sorotan karena perbedaan harga yang sangat mencolok antara harga jual dalam rantai penggelapan dan harga pasaran mobil bekas.
Kejadian penembakan terjadi pada Kamis (2/1) dini hari. Korban, yang melacak keberadaan mobilnya melalui GPS tracker, mencoba mengadang mobil yang dibawa oleh pelaku di KM 45 Tol Tangerang-Merak. Pelaku, yang merupakan oknum TNI AL, melepaskan lima tembakan yang menyebabkan IA tewas dan satu orang lainnya, RAB (59), terluka.
Penyelidikan polisi mengungkap bahwa sebelum dijual ke IS, GPS tracker mobil telah dirusak oleh RM. Tersangka RM merusak 2 dari 3 alat GPS yang terpasang di mobil tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku penggelapan berupaya menghilangkan jejak mobil curian.
Kepolisian telah memeriksa 13 orang terkait kasus ini dan menetapkan empat orang sebagai tersangka, termasuk Ajat, IS, IH, dan RM. Oknum anggota TNI AL, Sertu AA, juga turut diperiksa dan proses hukumnya akan ditangani oleh POM TNI.
Kasus ini menyoroti masalah penggelapan mobil sewaan yang berujung pada tindak kekerasan. Perbedaan harga yang signifikan dalam transaksi jual beli mobil ilegal ini menunjukkan adanya sindikat terorganisir yang melakukan penggelapan mobil. Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap seluruh jaringan penggelapan ini dan menindak tegas para pelaku yang terlibat.