Jakarta – Pernahkah Anda merasakan motor kesayangan tiba-tiba tersendat, batuk-batuk, atau bahkan mati saat sedang asyik berkendara? Jangan panik dulu! Kondisi yang sering disebut "brebet" ini bisa jadi tanda ada masalah pada tunggangan Anda. Alih-alih langsung membawa ke bengkel, ada baiknya kita kenali dulu beberapa penyebab umum dan bagaimana cara mengatasinya.

Motor brebet bukan sekadar gangguan kecil yang bisa diabaikan. Ini adalah sinyal bahwa ada komponen yang tidak bekerja optimal. Kondisi ini tak hanya bikin nyaman berkendara berkurang, tapi juga bisa berpotensi membahayakan. Yuk, simak 5 penyebab motor brebet yang paling sering terjadi dan cara mengatasinya:

1. Bensin Tak Sesuai Kompresi, Siap-siap "Batuk"!

Jangan anggap sepele rekomendasi pabrikan soal jenis bahan bakar. Setiap motor dirancang dengan rasio kompresi tertentu yang membutuhkan oktan (RON) yang pas. Memaksakan motor dengan kompresi tinggi "minum" bensin beroktan rendah, sama saja mengundang masalah. Pembakaran menjadi tidak sempurna, memicu knocking, dan akhirnya motor brebet.

Solusinya? Isi tangki dengan bahan bakar sesuai anjuran pabrik. Jika motor Anda punya kompresi 10,5:1, misalnya, gunakan bensin RON 92 ke atas. Percayalah, ini investasi kecil untuk kesehatan mesin motor Anda.

2. Air Menyusup ke Tangki, Mesin Jadi Tersiksa

Air yang masuk ke tangki bensin adalah musuh utama pembakaran. Ini bisa terjadi karena berbagai sebab, mulai dari cara cuci motor yang kurang tepat, rembesan saat hujan deras, hingga membeli bensin eceran dari botol yang kurang bersih. Air akan menghambat suplai bahan bakar ke ruang bakar, mengakibatkan motor tersendat-sendat, bahkan sulit dihidupkan.

Cara mengatasinya? Kuras tangki bensin, ganti filter bensin, dan isi kembali dengan bensin baru. Pastikan juga tangki bersih dari endapan kotoran. Langkah ini wajib dilakukan agar tak ada lagi air yang mengganggu performa mesin.

3. Busi Loyo, Api Tak Lagi Perkasa

Busi adalah jantung pengapian. Jika kondisinya lemah, kotor, atau renggang, jangan harap pembakaran bisa berjalan optimal. Busi yang bermasalah akan menghasilkan percikan api yang tidak sempurna, menyebabkan mesin brebet dan kurang bertenaga.

Periksa kondisi busi secara berkala. Jika terlihat kotor dengan jelaga hitam, bersihkan atau ganti dengan yang baru. Ingat, busi juga punya usia pakai. Busi standar umumnya ideal digunakan hingga 6.000 km, busi platinum hingga 10.000 km, dan busi iridium hingga 15.000 km.

4. Filter Udara Mampet, Napas Motor Jadi Sesak

Filter udara bertugas menyaring debu dan kotoran agar tidak masuk ke ruang bakar. Seiring waktu, filter udara akan kotor dan mampet. Akibatnya, suplai udara ke karburator atau throttle body terganggu, membuat mesin kekurangan udara dan brebet. Bahkan, dalam kondisi parah, mesin bisa mati mendadak.

Filter udara perlu diganti secara berkala, terutama untuk jenis kertas. Idealnya, penggantian dilakukan setiap 12.000 km atau setahun sekali. Untuk filter busa atau kawat, cukup dibersihkan dengan bensin.

5. Setelan Klep dan Stasioner "Nakal", Tarikan Jadi Tak Enak

Klep yang terlalu rapat atau longgar dapat mempengaruhi pasokan gas ke ruang bakar. Setelan yang tidak ideal akan membuat mesin brebet. Selain itu, putaran stasioner yang terlalu rendah juga bisa menjadi penyebab. Campuran bahan bakar dan udara menjadi tidak pas, sehingga tarikan mesin tersendat-sendat.

Lakukan servis rutin untuk mengecek setelan klep dan stasioner. Jika perlu, setel ulang klep dan putar idle screw untuk mendapatkan putaran stasioner yang ideal. Biasanya untuk skutik, putaran yang ideal antara 1.600 – 1.800 rpm.

Jangan biarkan motor brebet merusak kenyamanan berkendara Anda. Kenali penyebabnya dan lakukan perbaikan dengan segera. Dengan perawatan yang tepat, motor kesayangan Anda akan selalu prima dan siap menemani setiap perjalanan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini