Membeli mobil impian memang menyenangkan, tapi jangan sampai euforia itu menutupi perhitungan biaya perawatan. Faktanya, selain cicilan bulanan, biaya servis berkala juga jadi pengeluaran yang wajib masuk anggaran. Mobil, bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, bukan sekadar alat transportasi, melainkan simbol pencapaian. Namun, perlu diingat, memiliki mobil berarti siap dengan konsekuensi finansialnya.
Biaya servis mobil, baik baru maupun bekas, seringkali menjadi momok bagi pemilik kendaraan. Terutama bagi mereka yang baru pertama kali memiliki mobil, pemahaman tentang biaya ini sangat penting. Jangan sampai, keinginan berhemat justru membuat perawatan mobil terabaikan, yang pada akhirnya bisa memperpendek usia kendaraan.
Mobil Bekas vs Mobil Baru: Mana yang Lebih "Ringan" di Kantong?
Perbedaan signifikan terletak pada frekuensi servis. Mobil baru cenderung punya interval servis yang lebih panjang, biasanya setiap 10.000 km atau enam bulan sekali, mana yang tercapai lebih dulu. Beberapa merek bahkan menawarkan layanan servis gratis pada kilometer awal.
Sebaliknya, mobil bekas memerlukan perhatian lebih. Kondisi dan usia mobil bekas memaksa pemilik untuk lebih sering melakukan servis rutin. Misalnya, mobil BMW lawas, bisa jadi harus servis setiap 4.000 km. Hal ini tentunya akan mempengaruhi anggaran perawatan. Selain servis rutin, mobil bekas juga berpotensi membutuhkan perbaikan tak terduga, jadi sebaiknya sisihkan dana darurat untuk itu.
Rincian Biaya Servis: Apa Saja yang Diganti?
Biaya servis mobil sangat bervariasi, tergantung pada merek, model, dan jarak tempuh. Item-item yang umumnya diganti meliputi oli mesin, filter oli, busi, filter udara, hingga oli transmisi. Untuk mobil dengan kilometer tinggi, penggantian komponen seperti kampas rem, shockbreaker, atau timing belt bisa jadi diperlukan, tentu dengan biaya yang lebih besar.
Berdasarkan data dari beberapa jaringan diler resmi, biaya servis berkala untuk mobil di segmen low masih relatif terjangkau. Rentangnya mulai dari gratis (pada servis pertama atau kilometer awal) hingga sekitar 2 jutaan rupiah per kedatangan. Namun, perlu diingat, ini hanyalah estimasi. Biaya riil bisa lebih tinggi, tergantung kondisi mobil, program servis gratis yang berlaku, dan komponen yang harus diganti.
Sebagai gambaran, berikut perkiraan biaya servis untuk beberapa model mobil:
-
Mobil A:
- 10.000 km: Rp596.700 (hanya biaya part)
- 20.000 km: Rp596.700 (hanya biaya part)
- 60.000 km: Rp1.014.200 (biaya jasa dan part)
- 80.000 km: Rp2.766.400 (biaya jasa dan part)
-
Mobil B:
- 10.000 km: Rp1.184.710 (biaya jasa dan part)
- 40.000 km: Rp1.675.920 (biaya jasa dan part)
- 100.000 km: Rp2.558.300 (biaya jasa dan part)
-
Mobil C:
- 10.000 km: Gratis (biaya jasa dan part)
- 40.000 km: Rp569.250 (biaya part)
- 80.000 km: Rp2.100.210 (biaya jasa dan part)
Tips Mengelola Anggaran Servis Mobil
Agar tidak kaget dengan biaya servis, ada baiknya menyiapkan dana khusus. Untuk amannya, siapkan anggaran antara 1-3 jutaan rupiah setiap enam bulan sekali. Anggaran ini bisa digunakan untuk keperluan servis rutin dan penggantian komponen ringan.
Jangan tergiur untuk menunda atau mengabaikan servis rutin dengan alasan ingin berhemat. Perawatan berkala justru akan membuat mobil lebih awet dan performanya terjaga. Selain itu, servis rutin juga bisa mendeteksi potensi kerusakan sejak dini, sehingga biaya perbaikan bisa lebih ditekan.
Jadi, sebelum memutuskan membeli mobil, pertimbangkan juga biaya perawatan rutinnya. Jangan sampai mobil impian justru menjadi beban finansial karena lalai melakukan servis berkala. Dengan perencanaan yang matang, memiliki mobil akan tetap menjadi pengalaman yang menyenangkan.