Di antara deretan motor bebek Suzuki yang pernah meramaikan jalanan Indonesia, nama Arashi mungkin tak sepopuler Shogun atau Smash. Motor yang meluncur pada 2006 ini memang punya kisah unik: dianggap gagal di pasaran karena desainnya yang nyeleneh, terutama pada bagian lampu depan. Namun, siapa sangka, kini Arashi justru menjadi buruan para kolektor dan pecinta motor retro.
Lampu ‘Bego’ yang Tak Dipahami Zaman
Suzuki Arashi hadir dengan konsep yang cukup berani pada masanya. Lampu utama tidak lagi berada di batok setang, melainkan pindah ke bagian "dada" atau tebeng depan. Desain ini terinspirasi dari motor sport Suzuki GSX-R, dengan reflektor yang sporty dan agresif.
Sayangnya, inovasi ini justru menjadi bumerang. Masyarakat kala itu belum terbiasa dengan konsep lampu depan yang terpisah dari setang. Sorot lampu yang tetap lurus ke depan, meskipun setang dibelokkan, dianggap sebagai "lampu bego". Hal ini membuat Arashi kurang diminati dan kalah saing dengan motor bebek lain yang lebih konvensional.
Performa Unggul di Balik Desain Nyeleneh
Meski kurang laku secara penjualan, Suzuki Arashi sebenarnya memiliki keunggulan dari segi performa. Mesin 125cc-nya lebih bertenaga dibandingkan Suzuki Shogun FD125, yang menjadi basisnya. Arashi bahkan punya performa lebih baik dari Shogun SP yang notabene versi performa tinggi dari Shogun 125.
Hal ini berkat beberapa perbedaan teknis, seperti penggunaan karburator Mikuni VM19 dengan venturi 19mm (lebih besar 1mm dari Shogun 125), rasio gigi yang lebih rapat, dan final gear baru. Arashi tersedia dalam dua pilihan, yaitu standar dengan kopling semi otomatis dan tipe R dengan kopling manual penuh, serta tenaga yang lebih besar.
Desain Sporty dan Fitur Modern pada Masanya
Selain lampu depan yang unik, Arashi juga punya beberapa fitur menarik lainnya. Desain body tanpa sayap, undercowl layaknya motor sport fairing, dan lampu sein di batok kepala memberikan kesan sporty. Tangki bahan bakar yang berada di belakang memungkinkan adanya ruang bagasi yang cukup praktis. Sistem pengaman kunci kontak bermagnet juga menjadi nilai tambah pada motor ini.
Arashi juga hadir dalam beberapa varian, termasuk Arashi 125R CW yang menggunakan velg palang lima seperti milik Smash SR. Meskipun demikian, rem belakang masih menggunakan tromol, berbeda dengan Shogun SP yang sudah menggunakan double disc brake.
Kenapa Kini Dicari?
Meski sempat dianggap gagal, Suzuki Arashi kini justru banyak diburu oleh para kolektor dan pecinta motor retro. Desainnya yang unik, performanya yang mumpuni, serta statusnya yang ‘langka’ menjadi daya tarik tersendiri.
Bentuknya yang ramping dan lincah juga membuatnya tetap relevan untuk digunakan di perkotaan. Selain itu, ketersediaan sparepart yang kompatibel dengan Shogun dan Smash juga menjadi alasan lain mengapa Arashi kini banyak dicari.
Kesimpulan
Suzuki Arashi adalah contoh menarik bagaimana sebuah produk yang dianggap gagal pada masanya, justru bisa menjadi incaran kolektor di kemudian hari. Lampu depan yang dianggap "bego" justru menjadi ciri khas yang membuat Arashi berbeda dan istimewa. Dengan performa yang mumpuni dan desain yang unik, tak heran jika Arashi kini kembali naik daun dan menjadi salah satu motor bebek klasik yang patut diperhitungkan.