Fenomena Low MPV (LMPV) bermesin diesel memang sempat mewarnai pasar otomotif Indonesia beberapa tahun lalu. Salah satu pemainnya adalah Suzuki dengan Ertiga Diesel Hybrid. Mobil ini hadir dengan janji efisiensi bahan bakar yang menggoda, namun sayangnya harus rela berumur pendek di pasaran.
Suzuki Ertiga Diesel Hybrid pertama kali diperkenalkan pada 2017 dan diimpor langsung dari India. Dibanderol dengan harga sekitar Rp 219,5 juta, mobil ini menawarkan teknologi hybrid yang terbilang canggih untuk kelasnya saat itu. Teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS) menjadi andalan, mengkombinasikan mesin diesel dengan aki berkapasitas besar dan Integrated Starter Generator (ISG). Klaimnya, konsumsi bahan bakar bisa mencapai 22,6 km/liter.
Secara tampilan, Ertiga Diesel Hybrid tidak berbeda jauh dengan versi bensin. Perbedaan mencolok hanya pada emblem "DDiS" di samping dan logo "Hybrid" serta "Zdi" di buritan. Dimensinya pun identik, dengan panjang 4.265 mm, lebar 1.695 mm, dan wheelbase 2.740 mm.
Di balik kap mesin, tersemat mesin diesel 4-silinder D13A, DDiS, DOHC, SHVS berkubikasi 1.248 cc. Mesin ini menghasilkan tenaga 87,7 hp dan torsi 200 Nm. Sayangnya, pilihan transmisi hanya tersedia manual 5-percepatan.
Irit Bahan Bakar, Tapi Bukan Tanpa Cela
Keunggulan utama Ertiga Diesel Hybrid terletak pada efisiensi bahan bakarnya. Mesin diesel 1.3 liter turbo dengan kode D13A yang dikembangkan bersama Fiat dan General Motors ini memang terbukti irit. Konsumsi bahan bakar diklaim mencapai 1:20 km/liter, menjadikannya salah satu mobil teririt di kelasnya. Fitur Gear Shift Indicator juga turut membantu pengemudi menjaga efisiensi dengan memberikan panduan perpindahan gigi yang tepat.
Teknologi SHVS juga berperan penting dalam efisiensi. Sistem ini tidak hanya berfungsi sebagai alternator dan generator, tetapi juga menyimpan energi dari pengereman (brake regeneration). Energi ini kemudian dimanfaatkan untuk fitur idle start/stop dan torque assist function, yang membantu akselerasi awal.
Sebagai varian tertinggi, Ertiga Diesel Hybrid juga dilengkapi fitur yang lebih lengkap, seperti Dual SRS Airbag, rem ABS, lampu depan dengan pengaturan ketinggian, Rear Defogger, dan sensor parkir 4 titik.
Performa Kurang Menggugah, Jadi Pemicu Kegagalan?
Meski menawarkan keunggulan efisiensi, Ertiga Diesel Hybrid ternyata punya sejumlah kekurangan yang membuatnya kurang diminati konsumen. Salah satu yang paling disoroti adalah performa mesinnya. Tenaga 87,7 hp dan torsi 200 Nm dirasa kurang untuk ukuran mesin diesel, bahkan lebih kecil dibandingkan dengan versi bensinnya.
Sejumlah pengguna mengeluhkan performa mobil ini yang lemot, terutama saat menanjak. Fungsi turbo yang seharusnya membantu performa, justru lebih berperan dalam mengurangi emisi gas buang. Selain itu, turbo lag juga menjadi masalah saat berakselerasi.
Perawatan mesin diesel ini juga tidak bisa sembarangan. Pengguna harus menggunakan oli khusus untuk mesin turbo dan bahan bakar diesel dengan cetane number minimal 51 (seperti Pertamina DEX), bukan solar bersubsidi. Jika tidak, garansi mobil bisa hangus dan umur sistem injektor tidak akan bertahan lama.
Kekurangan lain terletak pada pilihan transmisi yang hanya tersedia manual 5-percepatan. Padahal, tren saat itu mengarah pada MPV bermesin diesel dengan transmisi otomatis. Tidak adanya pilihan transmisi otomatis menjadi salah satu alasan mengapa mobil ini kurang diminati di kota-kota besar dengan lalu lintas padat.
Selain itu, masalah pada sistem pendingin kabin (AC) juga menjadi keluhan. Tanpa thermostat, kompresor AC terus bekerja dan menyebabkan evaporator belakang mudah membeku dan berjamur.
Kesimpulan
Suzuki Ertiga Diesel Hybrid memang menawarkan efisiensi bahan bakar yang menggiurkan. Namun, kekurangan pada performa mesin, keterbatasan pilihan transmisi, dan masalah-masalah lain membuat mobil ini kurang diminati. Padahal, jika saja tenaga mesin bisa setara dengan versi bensin dan menggunakan bahan bakar solar bersubsidi, Ertiga Diesel Hybrid mungkin akan menjadi pilihan menarik di pasar Low MPV. Sayangnya, mobil ini kini sudah tidak lagi dipasarkan dalam kondisi baru.