Jakarta – Dua dekade telah berlalu sejak Honda Jazz generasi pertama, berkode bodi GD3, mengaspal di Indonesia pada Februari 2004. Meski tergolong "berumur," hatchback kompak ini tetap menjadi primadona di pasar mobil bekas. Desainnya yang stylish, fitur modern pada zamannya, serta kepraktisan kabin menjadi daya tarik yang sulit dipungkiri. Namun, di balik pesonanya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi calon pemilik.

Desain Modis dan Kabin Luas Jadi Andalan

Honda Jazz GD3 hadir dalam dua varian utama, yakni i-DSI dan VTEC. Secara visual, perbedaan keduanya terletak pada body kit. Varian i-DSI tampil lebih sederhana dengan spoiler belakang, sementara VTEC lebih sporty dengan body kit pada bumper, side skirt, dan spion dengan lampu sein.

Salah satu keunggulan Jazz GD3 adalah kemampuannya memaksimalkan ruang dalam kabin, meski dimensinya tergolong mungil (panjang 3.830 mm, lebar 1.693 mm, dan tinggi 1.525 mm). Fitur ultra seat memungkinkan konfigurasi kursi belakang dalam empat mode: Utility Mode, Long Mode, Tall Mode, dan Refresh Mode. Hal ini membuat Jazz GD3 sangat fleksibel untuk membawa penumpang maupun barang bawaan.

Perbedaan Mesin: Irit BBM vs Performa Lebih Unggul

Di balik kap mesin, Jazz GD3 menawarkan dua pilihan mesin 1.5L, yaitu i-DSI dan VTEC. Mesin i-DSI (87 PS dan torsi 128 Nm) berfokus pada efisiensi bahan bakar dengan teknologi Intellegent Dual Sequential Ignition (dua busi per silinder). Sementara itu, mesin VTEC (110 PS dan torsi 143 Nm) menawarkan performa lebih responsif dengan 16 katup yang bekerja maksimal di putaran atas.

Pilihan transmisi juga beragam, mulai dari manual 5-percepatan hingga otomatis CVT 7-speed Steermatic. Jazz GD3 bahkan menjadi pelopor hatchback Jepang dengan transmisi CVT di Indonesia. Fitur Steermatic memungkinkan pengemudi melakukan perpindahan gigi manual melalui tombol di bawah setir.

Penyakit ‘Usia’ dan Perawatan yang Perlu Diperhatikan

Meski dikenal bandel, Jazz GD3 bukan tanpa masalah. Beberapa penyakit yang sering muncul umumnya disebabkan oleh pemakaian yang kurang baik dan kurangnya perawatan.

  • Mesin Asap Putih: Perilaku malas ganti oli bisa berakibat fatal, mulai dari jebolnya ring piston hingga munculnya asap putih dari knalpot. Kebocoran seal kruk as juga umum terjadi karena faktor usia.
  • Transmisi CVT Bermasalah: Kasus transmisi CVT bergetar saat mundur sering terjadi karena penggunaan oli yang tidak sesuai. Oli transmisi CVT (CVTF) Honda sangat disarankan untuk menghindari masalah ini. Penggunaan oli ATF yang tidak sesuai dapat menyebabkan masalah serius pada transmisi CVT.
  • Kaki-Kaki Rentan: Bushing lower arm dan rack steer juga menjadi titik lemah Jazz GD3. Kebiasaan menghajar jalan rusak dapat mempercepat kerusakan komponen-komponen tersebut.

Kesimpulan: Tetap Menarik Meski Berusia

Honda Jazz GD3 tetap menjadi pilihan menarik bagi mereka yang mencari mobil bekas dengan desain timeless, kepraktisan, dan efisiensi bahan bakar. Namun, calon pembeli perlu jeli dan teliti saat memilih unit bekas. Perhatikan kondisi mesin, transmisi, dan kaki-kaki. Riwayat perawatan mobil juga menjadi pertimbangan penting.

Dengan harga pasaran di kisaran Rp80 jutaan, Honda Jazz GD3 menawarkan value yang cukup menarik. Dengan perawatan yang baik dan pemakaian yang bijak, hatchback legendaris ini masih layak diandalkan untuk menemani aktivitas sehari-hari.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini