Di tengah dominasi merek-merek Jepang lain, Kawasaki ternyata punya cerita menarik di segmen motor bebek Indonesia. Jauh sebelum Ninja menjadi legenda, Kawasaki pernah menggebrak pasar dengan Kaze, sebuah motor bebek yang hadir dengan desain bongsor dan performa yang tak bisa dianggap remeh.
Kawasaki Kaze pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1995, dengan misi menantang para penguasa pasar seperti Honda Astrea Grand, Suzuki Shogun 110, dan Yamaha Crypton. Saat para rival masih bermain di kelas 100cc dan 105cc, Kawasaki Kaze hadir dengan mesin 111,6cc, terbesar di kelasnya saat itu. Dengan mesin sebesar itu, Kaze seolah memberikan pernyataan bahwa Kawasaki tidak main-main di pasar bebek.
Nama "Kaze" sendiri diambil dari bahasa Jepang yang berarti angin. Filosofi ini tercermin dalam desainnya yang sporty dan agresif, berbeda dengan motor bebek lain pada masanya. Terdapat tiga generasi Kaze yang pernah hadir di Indonesia, yaitu Kawasaki Kaze, Kawasaki Kaze R, dan Kawasaki Kaze VR. Masing-masing generasi memiliki ciri khas dan keunggulannya tersendiri.
Generasi pertama Kaze hadir dengan desain yang cukup revolusioner. Bentuk bodinya yang bongsor dengan sudut-sudut mengkotak dan detail yang terinspirasi dari motor gede (moge) membuat Kaze tampil beda di antara motor bebek lainnya. Headlamp kotak berukuran lebar dengan dua bohlam memberikan penerangan yang lebih baik. Tak hanya itu, Kaze juga dibekali fitur-fitur yang terbilang canggih pada masanya, seperti sistem kran bensin (on, off, dan res) dan speedometer yang menampilkan posisi gigi.
Mesin 111,6cc yang diusung Kaze menghasilkan tenaga 8,4 dk pada 8.500 rpm dan torsi 9 Nm pada 3.500 rpm. Tenaga ini terbilang besar untuk ukuran motor bebek pada era 90-an. Tidak heran jika Kaze menjadi idaman para pecinta kecepatan.
Setahun kemudian, Kawasaki merilis Kaze R dengan upgrade berupa rem cakram di roda depan. Kaze R juga hadir dengan desain lampu belakang yang lebih besar dan menyatu dengan lampu sein, mengadopsi tren motor bebek pada saat itu. Kaze R terbukti sukses di pasaran dan bertahan hingga tahun 2005. Di era ini, Kawasaki juga meluncurkan Kaze VR yang dibekali velg racing palang 3 yang sporty.
Kaze R dikenal sebagai motor bebek yang nyaman dan stabil di kecepatan tinggi. Rangkanya yang kokoh memberikan stabilitas, sementara posisi berkendara yang rileks dan jok yang empuk membuat perjalanan jauh terasa nyaman. Namun, konsekuensinya adalah akselerasi Kaze R terasa agak lambat.
Di tahun 2005, Kawasaki kembali menghadirkan Kaze R generasi ketiga dengan nama Kawasaki Kaze R 125. Kapasitas mesinnya ditingkatkan menjadi 125cc dan sasisnya mengalami evolusi. Kaze R 125 merupakan perpaduan antara Kaze, Blitz, dan Blitz Joy. Sasisnya masih menggunakan Kaze, namun mesinnya mengadopsi mesin Blitz Joy 125. Desainnya pun mengalami perubahan, terutama pada batok lampu yang mirip dengan Kawasaki Blitz. Kaze R 125 hadir dalam dua tipe, yaitu versi jari-jari dan versi velg racing (VR).
Sayangnya, kiprah Kaze R 125 tidak sesukses generasi sebelumnya. Di tengah persaingan yang semakin ketat, Kaze R 125 harus mengakui keunggulan rival-rivalnya dari pabrikan Jepang lain. Pada tahun 2007, Kawasaki mencoba menghidupkan kembali nama Kaze dengan meluncurkan Kaze Zone. Kaze Zone hadir dengan desain yang lebih aerodinamis dan meruncing, lampu depan ganda, serta lampu belakang membulat.
Meski tak lagi diproduksi, Kawasaki Kaze tetap menjadi salah satu motor bebek legendaris di Indonesia. Desainnya yang khas, mesinnya yang bertenaga, dan fitur-fitur yang canggih pada masanya membuat Kaze menjadi idaman para pecinta motor bebek. Kaze membuktikan bahwa Kawasaki tak hanya jagoan di segmen sport, tapi juga punya sejarah yang menarik di segmen bebek. Kehadiran Kaze menjadi bukti bahwa Kawasaki pernah menjadi pemain penting di pasar bebek Indonesia, dan menjadi pengingat akan masa lalu dunia permotoran tanah air.