Dua merek sepeda motor, Benelli dan Keeway, kini menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta otomotif Tanah Air. Keduanya, meski berlabel Eropa, memiliki jejak kuat campur tangan perusahaan asal China. Kombinasi unik ini rupanya menjadi strategi jitu untuk menawarkan motor bergaya Eropa dengan harga yang lebih terjangkau.

Benelli, yang mengklaim dirinya sebagai salah satu merek motor tertua di dunia dengan sejarah sejak 1911, kini telah berlayar di bawah bendera Zhejiang Qianjiang Motorcycle Group Co. akuisisi pada tahun 2005 mengubah wajah Benelli, memberikan suntikan dana dan sumber daya untuk terus eksis di pasar global. Sementara itu, Keeway, yang tergolong lebih muda (berdiri 1999 di Hungaria), juga berbagi nasib serupa. Sebagian besar berpendapat bahwa Keeway juga berada di bawah naungan Qianjiang, meskipun ada pula yang menyangkalnya.

Di Indonesia, keduanya bernaung di bawah PT Benelli Motor Indonesia (BMI). Benelli hadir lebih dulu pada 2013 dan memposisikan diri sebagai merek yang lebih premium, menawarkan beragam model mulai dari motor berkapasitas kecil hingga moge (motor gede) yang memikat. Sementara itu, Keeway masuk pada 2020 dengan strategi harga yang lebih terjangkau, menghadirkan varian mulai dari motor berkapasitas puluhan cc hingga 250 cc, termasuk juga sepeda listrik.

Yang menarik, BMI tak main-main dalam mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Pabrik perakitan seluas 1,6 hektar di Klapanunggal, Bogor menjadi bukti keseriusan mereka. Fasilitas ini dilengkapi dengan tiga jalur perakitan, tiga test bench, dan fasilitas uji emisi. Sayangnya, belum ada informasi resmi mengenai model apa saja yang telah diproduksi secara lokal.

Meskipun bukan bagian dari Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI), Benelli dan Keeway terus bergerak agresif. Benelli, per Februari 2024, memasarkan 10 model di kelas mesin 100-an cc dan 200-an cc, serta 8 model motor 500 cc ke atas. Sementara Keeway, tak kalah gencar dengan 10 model yang tersebar di berbagai segmen, termasuk sepeda listrik. Harga yang ditawarkan pun bervariasi, mulai belasan juta hingga puluhan juta rupiah.

Jaringan diler keduanya pun terus diperluas. Benelli telah memiliki 62 diler yang tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Jabodetabek hingga Sulawesi. Sementara Keeway, dengan usia yang lebih muda, sudah memiliki 44 diler yang juga menjangkau berbagai daerah di Indonesia.

Strategi harga yang lebih ‘bersahabat’, jika dibandingkan dengan merek Eropa lainnya, menjadi daya tarik utama bagi konsumen Indonesia. Di balik harga tersebut, ada peran besar korporasi otomotif China yang dikenal mampu menawarkan produk berkualitas dengan harga kompetitif. Kombinasi antara desain Eropa, teknologi China, dan harga yang lebih terjangkau, menjadi formula yang menarik untuk bersaing di pasar otomotif Indonesia yang dinamis.

Dengan ratusan diler dan pabrik perakitan, Benelli dan Keeway mencoba membuktikan eksistensinya di pasar Indonesia. Pertanyaannya, apakah Anda tertarik dengan duo motor Eropa rasa China ini?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini