Jakarta – Motor bebek 2-tak era 90-an hingga awal 2000-an masih memiliki tempat tersendiri di hati para penggemar otomotif. Salah satu model yang cukup populer adalah Suzuki Tornado, yang hadir dalam dua varian utama: GS 110 dan GX 100. Kedua motor ini bukan sekadar moda transportasi, melainkan juga simbol dari era keemasan motor bebek. Lantas, apa saja perbedaan dan keunggulan masing-masing model? Mari kita ulas lebih dalam.

Suzuki Tornado GS 110: Performa dan Desain Futuristik

Tornado GS 110 hadir dengan mesin 109 cc yang dilengkapi teknologi Jet Cooled, mampu menghasilkan tenaga 13 dk pada 7.500 rpm dan torsi 12,2 Nm pada 7.500 rpm. Teknologi Jet Cooled ini membantu pendinginan mesin, yang cukup krusial untuk mesin 2 tak. Keunggulan lain dari motor ini terletak pada penggunaan kopling ganda PECS dengan 4 percepatan, menghasilkan perpindahan gigi yang halus.

Desain GS 110 sangat khas dengan lampu depan yang menyerupai robot era 90-an, memberikan kesan futuristik pada masanya. Lampu belakang berbentuk bulat dan desain bodi yang membulat semakin memperkuat aura retro-futuristik. Tak ketinggalan, rem depan cakram, knalpot ala motor balap 2 tak, dan speedometer informatif juga menjadi daya tarik tersendiri.

Secara spesifikasi, GS 110 memiliki dimensi 1.889 mm x 665 mm x 1.150 mm dengan berat 92 kg. Motor ini dibekali karburator Mikuni VM 16 SH, sistem pengapian CDI, dan pilihan starter elektrik dan kick. Tangki bahan bakar berkapasitas 4,5 liter, sementara tangki oli dan oli transmisi masing-masing 1,3 liter dan 1,0 liter.

Kelebihan GS 110 meliputi performa mesin yang bertenaga, perpindahan gigi yang halus berkat kopling ganda PECS, dan desain futuristik yang unik. Namun, bobotnya yang 92 kg mungkin terasa sedikit berat bagi sebagian pengendara.

Suzuki Tornado GX 100: Ekonomis dengan Gaya Elegan

Tornado GX 100 hadir sebagai versi yang lebih terjangkau dengan kapasitas mesin 100 cc. Meski sedikit lebih kecil, GX 100 tetap menawarkan performa yang cukup baik untuk penggunaan sehari-hari. Perbedaan signifikan terlihat pada desain knalpot yang lebih kalem dengan model lurus full chrome, mirip dengan Honda Grand.

GX 100 memiliki dimensi yang sama dengan GS 110, namun dengan bobot sedikit lebih ringan, yaitu 90 kg. Spesifikasi mesinnya serupa, dengan teknologi Jet Cooled dan karburator Mikuni VM 16 SH. Namun, sistem pengereman hanya mengandalkan tromol di kedua roda, tidak seperti GS 110 yang sudah menggunakan rem cakram di bagian depan.

Kelebihan GX 100 adalah harganya yang lebih terjangkau dan desain knalpot yang elegan. Kekurangannya terletak pada performa mesin yang sedikit lebih rendah dari GS 110 dan sistem pengereman yang masih menggunakan tromol.

Harga Bekas dan Faktor Penentu

Meskipun sudah tidak diproduksi lagi sejak 2004, Suzuki Tornado masih banyak dicari oleh para kolektor dan penggemar motor klasik. Harga bekas motor ini bervariasi, mulai dari Rp3 jutaan hingga Rp7 jutaan, tergantung pada kondisi dan kelengkapan surat-surat.

Beberapa faktor penentu harga bekas Suzuki Tornado meliputi kondisi mesin, bodi, dan kelengkapan surat-surat. Mesin yang terawat, bodi yang mulus, serta surat-surat yang lengkap tentu akan mendongkrak harga jual. Selain itu, keaslian dan kondisi original motor juga menjadi pertimbangan penting bagi para kolektor.

Kesimpulan: Pilihan Sesuai Preferensi

Baik Suzuki Tornado GS 110 maupun GX 100 menawarkan keunggulan masing-masing. GS 110 unggul dalam performa dan desain yang futuristik, sementara GX 100 menawarkan harga yang lebih terjangkau dan gaya yang elegan. Pilihan terbaik tergantung pada preferensi dan kebutuhan masing-masing pengguna.

Bagi para pencinta motor 2-tak, memiliki salah satu model Suzuki Tornado adalah sebuah kebanggaan tersendiri, selain untuk bernostalgia dengan era motor bebek yang pernah merajai jalanan di Indonesia. Kini, kedua model ini menjadi saksi bisu sejarah perkembangan sepeda motor di tanah air.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini