Era 90-an menyimpan banyak kenangan, dan salah satu yang paling membekas di ingatan para lelaki adalah Honda GL Pro. Bukan sekadar motor, ia adalah simbol ketangguhan dan keandalan. Desain kotak yang ikonik, suspensi empuk, dan mesin bertenaga menjadikannya primadona di zamannya. Tapi, tahukah Anda bahwa di balik kesuksesannya, tersimpan kisah menarik dan fakta-fakta yang mungkin belum banyak diketahui?
Lebih dari Sekadar ‘Gin Linamoto’
GL, yang sering dikaitkan dengan nama kakek pendiri Honda, Soichiro Honda, yaitu Gin Linamoto, ternyata punya makna lebih dalam. Meskipun nama tersebut menjadi inspirasi, Honda tak hanya sekadar memberi nama. GL Pro lahir sebagai wujud penghormatan pada semangat ketangguhan seorang samurai di era 1876-1877. Semangat itulah yang kemudian diimplementasikan dalam desain dan performa motor ini.
Kotak yang Melegenda
Desain serba kotak pada GL Pro bukan tanpa alasan. Mulai dari lampu depan, lampu rem, sein, hingga panel speedometer, semua serba kotak. Desain ini bukan hanya sekadar tren pada masanya, tapi juga menjadi ciri khas yang membedakannya dari motor lain. Bentuk kotak ini begitu membekas di benak para penggemarnya dan menjadi identitas yang tak lekang oleh waktu.
Tiga Generasi dengan Kisah Berbeda
Perjalanan GL Pro di Indonesia terbagi menjadi tiga generasi. Generasi pertama, GL Pro White Engine (1985-1991), dikenal dengan blok mesin berwarna silver yang menyerupai putih. Kemudian, muncul GL Pro Black Engine (1992-1995), yang hadir dengan blok mesin berwarna hitam dan diyakini memiliki komponen mesin yang lebih berkualitas karena masih dirakit di Jepang.
Di tengah kedua generasi ini, sempat hadir varian langka, yaitu GL Pro Purple Engine (1991). Varian ini punya warna mesin metalik ungu yang begitu istimewa dan merupakan seri terakhir yang asli Jepang. Terakhir, hadir GL Pro Neo Tech (1995-1999), yang menjadi penutup era GL Pro sebelum digantikan oleh Honda Mega Pro.
Black Engine: Primadona Kolektor
Generasi kedua, GL Pro Black Engine, menjadi yang paling dicari oleh para kolektor. Selain karena mesinnya yang diyakini lebih tangguh, motor ini juga memiliki nilai historis yang kuat. Tak heran, harganya di pasaran kini melambung tinggi, menjadikannya barang investasi yang menarik.
Performa di Balik Rangka Kotak
GL Pro bukan hanya tampan, tapi juga punya performa yang mumpuni. Dengan mesin 144,7 cc (Black Engine) dan 156,7 cc (Neotech), motor ini mampu menghasilkan tenaga yang besar pada masanya. Bahkan, GL Pro punya basis platform yang sama dengan Honda Tiger (GL 200), yang menunjukkan potensi performanya.
Sang Penakluk Bromo
Ketangguhan GL Pro juga teruji di medan berat seperti pegunungan Bromo. Di sana, motor ini menjadi andalan para tukang ojek untuk membawa wisatawan menembus tanjakan dan lautan pasir. Bahkan, GL Pro juga sering digunakan untuk ‘usung-usung’ motor pengunjung yang mogok. Keperkasaan mesin dan rangka GL Pro terbukti mampu menghadapi medan berat tersebut.
Fitur Air Suspension yang Tak Banyak Diketahui
Salah satu fakta menarik tentang GL Pro adalah adanya fitur air suspension asli pada sokbreker depannya. Fitur ini memungkinkan pengendara untuk mengatur kekerasan suspensi sesuai keinginan dengan menambah atau mengurangi tekanan udara. Meskipun sistemnya masih semi air suspension karena menggunakan per dan oli, fitur ini menunjukkan bahwa Honda sudah menggunakan teknologi canggih pada motornya di era 90-an.
Motor Pekerja yang Mudah Diutak-Atik
GL Pro adalah motor pekerja keras yang punya value tinggi. Mesinnya yang bandel, suku cadangnya yang mudah didapat, dan perawatannya yang sederhana menjadikannya motor yang ideal untuk berbagai kebutuhan. Tak hanya itu, GL Pro juga mudah dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan medan yang dilalui. Cukup dengan mengganti gir belakang dan setting karburator, GL Pro mampu menghasilkan torsi yang lebih galak.
Lebih dari Sekadar Nostalgia
Kisah GL Pro bukan sekadar nostalgia masa lalu. Ia adalah bukti bahwa sebuah motor bisa menjadi legenda karena desain yang ikonik, performa yang mumpuni, dan ketangguhan yang teruji. Hingga kini, GL Pro tetap menjadi motor yang dicari dan dikagumi, membuktikan bahwa ia bukan sekadar motor biasa, melainkan sebuah ikon yang tak lekang oleh waktu.