Jakarta – Yamaha Mio, skuter matik yang sempat merajai jalanan Indonesia awal 2000-an, kini menjadi primadona pasar motor bekas. Model-model seperti Mio Sporty dan Mio Smile, yang diproduksi antara 2003 hingga 2013, masih banyak dicari dengan berbagai alasan. Namun, sebelum memutuskan untuk meminangnya, ada baiknya calon pembeli memahami seluk-beluk motor bekas ini, mulai dari kisaran harga, kelebihan, hingga kekurangannya.
Harga Bekas Bervariasi, Ada yang Jadi Incaran Kolektor
Di pasar motor bekas, harga Yamaha Mio sangat beragam, tergantung kondisi dan tahun produksinya. Varian standar, seperti Mio Sporty dan Mio Smile, bisa ditemui dengan harga mulai dari Rp 3 jutaan untuk kondisi apa adanya, misalnya dengan pajak mati atau ada kekurangan pada bagian kosmetik. Namun, ada juga varian tertentu yang harganya melambung tinggi, terutama generasi pertama berwarna kuning yang kini menjadi incaran kolektor. Untuk kondisi orisinal yang terjaga baik, harga Mio generasi pertama ini bahkan bisa menembus angka Rp 20 juta.
Berikut adalah kisaran harga motor Mio bekas, khususnya Mio Sporty, dari tahun 2003 hingga 2013:
- 2003: Rp 3 juta – Rp 4 juta
- 2004: Rp 3,5 juta – Rp 4,5 juta
- 2005: Rp 3,7 juta – Rp 5 juta
- 2006: Rp 4 juta – Rp 5,5 juta
- 2007: Rp 4,5 juta – Rp 5,7 juta
- 2008: Rp 4,7 juta – Rp 6 juta
- 2009: Rp 4,8 juta – Rp 6,2 juta
- 2010: Rp 4,8 juta – Rp 6,5 juta
- 2011: Rp 5 juta – Rp 6,5 juta
- 2012: Rp 5,2 juta – Rp 6,7 juta
- 2013: Rp 5,3 juta – Rp 7 juta
Perlu diingat, harga-harga di atas adalah kisaran dan bisa berbeda-beda tergantung kondisi motor dan lokasi penjualan.
Mio Sporty vs Mio Smile: Apa Bedanya?
Meskipun sama-sama Yamaha Mio, Mio Sporty dan Mio Smile memiliki perbedaan desain yang cukup signifikan. Berikut adalah beberapa perbedaan yang bisa menjadi acuan:
- Desain Lampu Depan: Mio Sporty memiliki lampu depan yang lebih pipih dengan lengkungan di bagian atas, sementara Mio Smile memiliki lampu depan yang lebih besar dan cenderung bulat.
- Tameng Depan: Mio Sporty memiliki empat lubang di tameng depan antara lampu senja, sedangkan Mio Smile hanya dua lubang dengan ukuran yang lebih besar. Desain lampu senja Mio Smile juga menyatu dengan lampu sein, membentuk tampilan yang menyerupai senyuman.
- Posisi Selang Rem: Mio Sporty memiliki braket selang rem di bagian depan, sementara Mio Smile memiliki posisi selang rem yang konvensional di belakang.
- Laci Penyimpanan: Mio Sporty tidak memiliki laci penyimpanan di bagian depan, sedangkan Mio Smile sudah dilengkapi dengan laci untuk menyimpan barang-barang kecil.
- Footstep Belakang: Generasi awal Mio Sporty tidak dilengkapi dengan footstep belakang, sementara varian yang lebih baru sudah dilengkapi.
Kelebihan Yamaha Mio Bekas:
- Lincah dan Ringkas: Dimensinya yang tidak terlalu besar membuat Mio sangat cocok untuk digunakan di perkotaan yang padat. Mudah bermanuver dan diparkir.
- Harga Terjangkau: Harga bekas Mio cukup bersahabat, terutama bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas.
- Nilai Koleksi: Beberapa varian, terutama generasi awal, memiliki nilai koleksi yang tinggi dan menjadi investasi bagi para kolektor.
Kekurangan Yamaha Mio Bekas:
- Boros Bahan Bakar: Penggunaan karburator dan kapasitas tangki yang kecil membuat Mio cenderung boros bahan bakar.
- Performa Mesin Kurang Responsif: Dibandingkan dengan skuter matik modern, respons tarikan Mio dianggap kurang bertenaga.
- Posisi Berkendara Kurang Nyaman: Bagi pengendara bertubuh tinggi, posisi berkendara Mio bisa terasa kurang nyaman.
- Minim Fitur Teknologi: Dibandingkan motor modern, Mio memiliki fitur teknologi yang minim, sehingga pilihan perbaikan dan modifikasi pun terbatas.
Kesimpulan
Yamaha Mio bekas tetap menjadi pilihan menarik bagi mereka yang mencari kendaraan roda dua yang ringkas, lincah, dan terjangkau. Meski memiliki beberapa kekurangan, kelebihan yang ditawarkannya masih relevan bagi sebagian besar pengguna. Sebelum memutuskan untuk membeli, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan, preferensi, dan anggaran. Bagi kolektor, varian tertentu Mio bahkan bisa menjadi investasi yang menguntungkan.
