Mengemudikan mobil manual memang butuh keahlian ekstra. Kaki kiri dan kanan harus kompak memainkan pedal kopling, gas, dan rem. Meski terasa menantang, transmisi manual justru bikin pengemudi lebih "ngeh" soal karakter mobil. Namun, di balik kenikmatannya, ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan pengemudi yang tanpa sadar bisa bikin transmisi cepat rusak. Apa saja?
1. Salah Teknik Injak Pedal Rem dan Kopling Saat Kurangi Kecepatan
Saat mengurangi kecepatan, urutan injak pedal rem dan kopling jadi perhatian. Idealnya, saat kecepatan rendah (misalnya di kemacetan), injak kopling dulu baru rem. Ini untuk mencegah mesin mati mendadak. Tapi, jangan lakukan ini saat kecepatan normal. Kalau kopling diinjak duluan saat ngebut, efek engine brake hilang dan mobil bisa meluncur tak terkendali.
2. Angkatan Awal Selalu Pakai Gigi Dua
Seringkali, pengemudi malas memasukkan gigi satu saat start awal dan langsung menggunakan gigi dua. Alasannya, gigi dua terasa lebih kuat untuk "tarikan" awal. Padahal, kebiasaan ini bikin mesin cepat panas, kopling dan transmisi bekerja lebih keras, serta boros bahan bakar. Setiap gigi sudah punya "jatah" kecepatan masing-masing. Gigi satu untuk start dan kecepatan rendah, jadi jangan langsung "melompat" ke gigi dua.
3. Kaki Kiri "Nangkring" di Pedal Kopling saat Macet
Dalam kondisi macet, kaki kiri kerap "nempel" di pedal kopling. Tanpa disadari, kebiasaan ini bikin kampas kopling cepat aus. Tekanan dari kaki membuat kampas kopling tidak bergesekan secara optimal. Per di kampas kopling juga tidak bekerja maksimal.
4. Telat atau Terlalu Cepat Pindah Gigi
Pengemudi pemula kerap "lupa" kapan harus pindah gigi. Mereka membiarkan mesin meraung di putaran tinggi baru kemudian oper gigi. Padahal, idealnya, pindah gigi dilakukan saat putaran mesin di angka 2500-3000 rpm. Begitu juga saat deselerasi atau menanjak, seringkali terlambat menurunkan gigi. Akibatnya, mobil bisa kehilangan tenaga, bahkan mogok atau mundur saat tanjakan.
5. Tangan Kiri Sering Bersandar di Tuas Transmisi
Biar rileks, tangan kiri sering "nangkring" di tuas transmisi saat berkendara. Kebiasaan ini ternyata bisa merusak synchromesh di transmisi. Tekanan dari tangan yang menekan tuas transmisi akan membuat komponen di sekitar tuas lebih cepat aus. Akibatnya, tuas transmisi jadi sulit dipindahkan atau "miss" saat pindah gigi.
6. Lupa Netralkan Gigi Saat Berhenti di Lampu Merah
Saat berhenti di lampu merah, seringkali pengemudi malas memindahkan transmisi ke posisi netral. Mereka memilih tetap di gigi 1 dengan kaki menginjak pedal kopling dan rem. Seharusnya, transmisi dinetralkan, rem tangan ditarik, dan kaki beristirahat. Jika tidak, dikhawatirkan lupa menginjak kopling dan mobil bisa "nyelonong" menabrak kendaraan di depan.
Enam kesalahan sepele di atas seringkali dianggap biasa. Namun, jika dibiarkan terus menerus, kebiasaan buruk tersebut bisa memperpendek usia pakai transmisi manual. Selain itu, kesalahan-kesalahan ini juga bisa berpotensi memicu kecelakaan akibat kelalaian dalam berkendara. Jadi, mulailah berkendara dengan benar agar mobil lebih awet dan perjalanan lebih aman.