Jakarta – Isuzu Panther, legenda MPV Indonesia, telah menorehkan sejarah panjang sejak pertama kali mengaspal pada tahun 1996 hingga penghentian produksinya di tahun 2021. Di antara berbagai generasinya, Panther kapsul menjadi salah satu yang paling ikonik, terutama dengan dua varian andalannya: Touring dan Grand Touring. Keduanya seringkali dianggap serupa, namun ternyata menyimpan perbedaan signifikan yang perlu diketahui.
Banyak yang mengira Touring adalah varian tertinggi, tetapi faktanya justru Grand Touring yang memegang tahta tersebut di era Panther kapsul. Lantas, apa saja yang membedakan keduanya? Mari kita telusuri lebih dalam.
Awal Mula Panther Kapsul dan Lahirnya Touring
Panther generasi ketiga, atau yang dikenal dengan sebutan Panther kapsul, hadir pada tahun 2000. Awalnya, Isuzu menawarkan dua pilihan: Standar dan Touring. Perbedaan mencolok terletak pada desainnya. Jika Panther Standar berwujud MPV pada umumnya, maka Panther Touring tampil lebih gagah dengan sentuhan SUV. Ground clearance ditinggikan menjadi 180 mm, dipadukan dengan velg alloy 15 inci dan ban tebal berukuran 235/70, memberikan kesan kokoh dan siap menjelajah berbagai medan.
Konsep mengubah MPV menjadi bergaya SUV ala Panther Touring bukanlah hal baru. Isuzu sudah melakukan ini jauh sebelum tren SUV merajalela. Bahkan, Panther Touring menjadi penerus Isuzu Hi-Sporty, sebelum akhirnya generasi Panther kotak dipensiunkan. Ciri khas Panther Touring awal adalah aksen two-tone pada bodi dan body kit yang membuatnya tampak lebih tangguh. Tambahan roof rail, ban serep di pintu belakang, dan foot step semakin mempertegas identitasnya.
Secara dimensi, Panther Touring lebih panjang dari versi standar, mencapai 4.535 mm, dengan lebar 1.770 mm, jarak poros roda 2.680 mm, dan tinggi 1.920 mm. Interiornya masih sederhana dengan jok dan doortrim berlapis beludru, head unit single din radio CD, serta fitur-fitur standar seperti AC double blower, power window, dan power steering. Perbedaan lainnya adalah penggunaan setir model 4 spoke, yang tidak ditemukan pada tipe lain di tahun yang sama.
Panther Touring pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001 dan menjadi varian tertinggi Panther kapsul saat itu. Tersedia dalam pilihan transmisi manual dan otomatis, mobil ini ditenagai mesin 2500 cc dengan teknologi direct injection berkode 4JAI-L, menghasilkan tenaga 80 Ps pada 3500 RPM dan torsi 191,5 Nm pada 1800 rpm. Era ini juga menandai penggunaan turbocharged untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar.
Grand Touring, Sang Penerus Takhta
Pergantian tahta terjadi pada tahun 2005 dengan hadirnya Panther Grand Touring. Facelift pertama ini tidak hanya membawa perubahan tampilan, tetapi juga mengukuhkan Grand Touring sebagai varian tertinggi Panther kapsul hingga akhir masa produksinya. Perbedaan visual antara Touring dan Grand Touring terletak pada bumper. Jika Touring mempertahankan aksen two-tone, maka Grand Touring tampil lebih modern dengan bumper sewarna bodi.
Desain kedua varian ini memang serupa saat facelift, namun dengan penyegaran di bagian fascia, seperti penghilangan tanduk bumper, perubahan bentuk lampu utama, desain grille baru tanpa krom, sein spion dengan cover krom, dan foglamp berbentuk bundar.
Upgrade signifikan terjadi pada facelift 2013. Grand Touring menghilangkan ban serep di pintu belakang dan memindahkannya ke kolong. Hal ini dilakukan karena dianggap kurang reliable terhadap ketahanan engsel pintu. Sebagai gantinya, pintu belakang mendapatkan garnish dan aksesoris tambahan agar tidak terlihat polos. Fitur tambahan khusus Grand Touring meliputi kamera di sudut spoiler kiri dan reflektor mata kucing di bumper, serta muffler tip di ujung knalpot.
Perbandingan Fitur dan Spesifikasi Kunci
Perbedaan mendasar antara keduanya dapat dilihat dari detail fitur dan spesifikasinya. Grand Touring, sebagai varian tertinggi, memiliki keunggulan dalam hal fitur dan sedikit perubahan spesifikasi. Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan: Grand Touring hanya tersedia dalam transmisi manual, tidak ada lagi pilihan transmisi otomatis seperti pada Touring.
Mesin yang digunakan tetap sama, yaitu mesin diesel 2500 cc berkode 4JAI-L dengan turbocharged, menghasilkan tenaga 80 Ps dan torsi 191,5 Nm.
Kesimpulan
Baik Isuzu Panther Touring maupun Grand Touring memiliki daya tarik masing-masing. Touring hadir sebagai pionir SUV jadi-jadian dengan aksen two-tone dan fitur yang cukup lengkap pada masanya. Sementara itu, Grand Touring tampil lebih modern dengan perubahan desain dan fitur tambahan, serta menjadi varian tertinggi Panther kapsul. Pilihan antara keduanya bergantung pada preferensi pribadi dan kebutuhan masing-masing. Jika Anda mencari Panther dengan transmisi otomatis, Touring adalah pilihan yang tepat. Namun jika Anda mengincar varian tertinggi dengan fitur lebih modern, Grand Touring adalah jawabannya. Keduanya adalah legenda yang tak lekang oleh waktu, dengan keunggulan masing-masing.