Perburuan mobil bekas kian diminati, terutama bagi mereka yang ingin memiliki kendaraan pribadi tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam untuk unit baru. Harga mobil baru yang terus meroket membuat mobil bekas menjadi alternatif yang menarik. Namun, membeli mobil bekas tidak semudah membeli kacang goreng. Diperlukan ketelitian ekstra agar tidak terjebak dengan mobil yang bermasalah.
Jangan hanya terpaku pada tampilan fisik atau performa saat dikendarai. Ada beberapa detail krusial yang seringkali terabaikan, namun sangat berpengaruh pada kondisi mobil dalam jangka panjang. Berikut beberapa jurus jitu untuk meminimalisir risiko saat berburu mobil bekas:
Odometer: Jantungnya Riwayat Mobil
Odometer bisa menjadi ‘peta’ perjalanan mobil. Jarak tempuh yang tertera di odometer dapat memberikan gambaran tentang seberapa sering dan jauh mobil telah digunakan. Meskipun usia mobil sudah tua, jika jarak tempuhnya rendah, mesinnya bisa diasumsikan masih dalam kondisi cukup baik.
Sebagai patokan, mobil dengan pemakaian normal umumnya menempuh jarak 10.000 – 24.000 km per tahun. Artinya, mobil berusia 5 tahun wajar jika odometer menunjukkan angka antara 50.000 hingga 120.000 km. Mobil yang telah berusia 10 tahun, jarak tempuh normalnya berkisar antara 100.000 hingga 240.000 km. Jika odometer jauh di bawah angka tersebut, bisa jadi mobil jarang digunakan. Sebaliknya, jika angkanya jauh lebih tinggi, mobil tersebut kemungkinan besar ‘capek’ dan beberapa komponennya mungkin sudah aus.
Turun Mesin: Momok atau Berkah Tersembunyi?
Jangan langsung menghindar jika mobil bekas yang diincar ternyata pernah turun mesin. Pada dasarnya, jika pengerjaan overhaul dilakukan oleh bengkel yang kompeten, kondisi mesin mobil bisa kembali prima, bahkan mirip seperti mobil baru. Namun, waspadai bengkel yang mengerjakan turun mesin secara asal-asalan atau pemilik yang meminta pengerjaan seadanya demi menekan biaya servis.
Mobil yang pernah turun mesin bukan berarti selalu identik dengan masalah. Justru, bisa jadi mobil tersebut mendapatkan perawatan total yang membuat performanya kembali meningkat. Pastikan Anda mengetahui riwayat pengerjaan turun mesin, dan jika memungkinkan, tanyakan pada bengkel yang mengerjakannya.
Telisik Titik Las dan Apron: Mengungkap Trauma Tabrakan
Perhatikan dengan seksama titik-titik las pada bagian tulang sasis, mounting shockbreaker di ruang mesin, serta apron (tulangan rangka depan). Titik las bawaan pabrik umumnya terlihat rapi. Jika titik las tersebut hilang dan terlihat mulus, bisa jadi mobil pernah mengalami perbaikan bodi dan rangka akibat tabrakan. Bekas penyok atau ringsek biasanya ditutupi dempul sehingga titik las ikut tertutup.
Periksa juga kondisi panel apron yang melintang di dekat radiator. Jika posisinya tidak lurus atau miring, besar kemungkinan mobil pernah mengalami benturan yang cukup keras. Meskipun sudah diperbaiki, struktur bodi yang tidak presisi dapat memengaruhi kenyamanan berkendara.
Kondisi Aki: Sumber Daya Mobil
Aki adalah komponen vital yang menyuplai daya untuk starter dan sistem kelistrikan. Aki yang lemah akan membuat mobil sulit dinyalakan dan sistem kelistrikan tidak berfungsi optimal. Kondisi aki yang lemah bisa disebabkan oleh alternator yang kurang maksimal mengisi daya, atau memang karena usia aki yang sudah tua.
Jangan hanya berpatokan pada kemudahan saat starter. Cek kondisi aki lebih detail. Jika memungkinkan, gunakan alat pengukur voltase aki. Jika tidak ada, Anda bisa menggunakan audio mobil saat mesin mati. Jika aki cepat tekor, perlu dipertanyakan kondisinya.
Pajak dan Data Kendaraan: Jangan Sampai Kena Denda
Siapkan dana lebih untuk biaya balik nama saat membeli mobil bekas. Data yang tertera di STNK dan BPKB pasti menggunakan identitas pemilik sebelumnya. Untuk membayar pajak kendaraan, Anda perlu menggunakan identitas asli. Balik nama adalah satu-satunya jalan untuk menghindari kesulitan saat membayar pajak. Biaya balik nama berbeda-beda di tiap daerah, jadi pastikan Anda mencari tahu informasinya terlebih dahulu.
Selain biaya balik nama, Anda juga harus mempersiapkan dana untuk biaya pajak kendaraan, termasuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ). Di beberapa daerah, ada juga biaya non pajak yang perlu dibayar.
Kesimpulan
Membeli mobil bekas adalah pilihan cerdas untuk menghemat anggaran. Namun, jangan terburu-buru dan selalu lakukan inspeksi menyeluruh. Dengan ketelitian dan jurus-jurus di atas, Anda bisa meminimalisir risiko dan mendapatkan mobil bekas yang berkualitas tanpa khawatir boncos di kemudian hari.