Jakarta – Di tengah gempuran motor-motor matic modern, pesona motor bebek lawas kembali merebak. Salah satu primadona yang kini banyak diburu kolektor dan anak muda adalah Honda Astrea Grand Bulus. Motor yang sempat menjadi raja jalanan di era 90-an ini tak hanya menawarkan nostalgia, tapi juga performa dan efisiensi yang tak lekang oleh waktu.

Honda Astrea Grand Bulus, atau yang akrab disapa "Grand Bulus," mengaspal di Indonesia pada tahun 1991 hingga 1993. Generasi pertama dari keluarga Astrea Grand ini memiliki ciri khas desain yang sederhana namun ikonik. Julukan "bulus" sendiri disematkan karena bentuk batok lampu belakangnya yang membulat menyerupai cangkang kura-kura.

Berbeda dengan motor bebek 2-tak yang berdesain sporty, Honda Astrea Grand Bulus hadir dengan gaya kalem dan bersahaja. Desain ini menjadi identitas khas motor bebek Honda di era 90-an awal. Namun, kesederhanaan ini justru menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi mereka yang merindukan nuansa klasik.

Lebih dari Sekadar Nostalgia

Ketertarikan pada Astrea Grand Bulus bukan hanya soal nostalgia. Motor ini punya sejumlah keunggulan yang membuatnya tetap relevan hingga saat ini. Salah satunya adalah kenyamanan berkendara. Rangka monokok yang kokoh, jok rata yang empuk, dan suspensi yang nyaman, membuat pengendara betah berlama-lama di atas sadel. Tak heran jika motor ini dulu menjadi andalan para bapak-bapak, PNS, hingga ibu rumah tangga untuk berbagai keperluan.

Tak hanya itu, Astrea Grand Bulus juga dikenal sebagai motor yang sangat irit bahan bakar. Dengan mesin 4-tak 96cc yang diklaim bertenaga, konsumsi BBM motor ini bisa mencapai 60 km/liter. Jauh lebih irit dibandingkan motor-motor modern sekalipun. Dengan tangki bahan bakar yang hanya 3 liter, motor ini mampu menempuh jarak hingga 200 kilometer. Ini menjadikan Grand Bulus sebagai pilihan tepat untuk touring jarak jauh dengan budget terbatas.

Kiprah Mesin Bandel dan Sparepart Melimpah

Mesin 96cc yang diusung Astrea Grand Bulus memang bukan yang paling bertenaga. Namun, mesin ini dikenal bandel dan awet. Bahkan, performanya masih mumpuni untuk melewati berbagai medan jalan, termasuk tanjakan pegunungan. Transmisi manual 4 percepatan dengan sistem rotary juga membuat perpindahan gigi terasa mulus dan mudah.

Selain itu, ketersediaan sparepart yang melimpah juga menjadi daya tarik tersendiri. Walaupun sudah tidak diproduksi lagi, sparepart Astrea Grand Bulus masih mudah ditemukan di toko-toko sparepart, baik offline maupun online. Hal ini karena banyak komponen yang kompatibel dengan motor bebek Honda lainnya, seperti Astrea Supra. Jadi, pemilik tidak perlu khawatir jika terjadi kerusakan pada motor kesayangannya.

Tren di Kalangan Anak Muda

Kini, pesona Astrea Grand Bulus tak hanya dirasakan oleh generasi 90-an. Kalangan muda pun mulai melirik motor bebek lawas ini sebagai pilihan kendaraan sehari-hari. Desain retro yang klasik, irit bahan bakar, dan kenyamanan berkendara menjadi alasan utama. Selain itu, tren modifikasi motor retro juga turut mendongkrak popularitas Grand Bulus.

Banyak anak muda yang memodifikasi Astrea Grand Bulus dengan gaya yang unik dan personal. Ada yang mempertahankan gaya orisinal, ada pula yang memodifikasi dengan sentuhan modern. Yang jelas, Astrea Grand Bulus kini bukan lagi sekadar motor bebek jadul, tapi juga menjadi simbol gaya hidup dan ekspresi diri.

Kesimpulan

Kembalinya popularitas Honda Astrea Grand Bulus membuktikan bahwa kualitas dan desain klasik tidak akan pernah lekang oleh waktu. Motor ini bukan hanya sekadar alat transportasi, tapi juga menjadi bagian dari sejarah dan budaya otomotif Indonesia. Irit, nyaman, bandel, dan mudah perawatannya, Astrea Grand Bulus adalah pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin merasakan sensasi berkendara dengan motor bebek legendaris.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini