JAKARTA – Pemandangan pengendara motor menyerobot jalur lawan arah, terutama saat jam-jam sibuk, bukan lagi anomali. Ini sudah jadi pemandangan sehari-hari yang, sayangnya, semakin lumrah. Alih-alih bikin cepat, perilaku ngeyel ini justru bikin lalu lintas makin semrawut, dan tentu saja, rawan kecelakaan.
Fenomena melawan arus ini bukan sekadar iseng atau gaya-gayaan. Menurut pengamat transportasi, Budi Santoso, akar masalahnya ada pada dua hal: kurang sabar dan minimnya efek jera. "Banyak pengendara merasa waktu itu terlalu berharga untuk sekadar mengikuti aturan. Mereka pikir, dengan melawan arus, bisa mempersingkat waktu tempuh. Padahal, yang terjadi justru sebaliknya, karena membuat kemacetan semakin parah," ujarnya saat dihubungi, Rabu (8/1/2025).
Selain itu, Budi juga menyoroti lemahnya penegakan hukum. "Masih banyak pengendara yang lolos dari tilang saat melawan arus. Ini yang membuat mereka merasa aman dan akhirnya mengulanginya lagi. Padahal, penegakan hukum yang tegas itu penting untuk menciptakan efek jera," lanjutnya.
Edukasi Saja Tak Cukup, Butuh Tindakan Tegas
Upaya edukasi memang perlu, tapi hasilnya tidak bisa instan. Kata Budi, penegakan hukum yang tegas adalah kunci utama untuk menertibkan lalu lintas. "Jangan hanya sosialisasi, tapi juga harus ada tindakan tegas. Kalau perlu, motor yang melawan arus itu langsung dikandangkan dan baru boleh diambil setelah proses tilang selesai. Dengan begitu, mereka akan berpikir dua kali sebelum melakukan pelanggaran yang sama," tegasnya.
Bayangkan, hanya demi memangkas waktu beberapa menit, pengendara malah terjebak dalam kemacetan yang lebih panjang, bahkan berisiko mengalami kecelakaan. Bukan hanya dirinya yang dirugikan, tapi juga pengguna jalan lain.
Perlu Sinergi Antar Pihak
Masalah lawan arus ini bukan hanya tanggung jawab polisi lalu lintas saja. Perlu ada sinergi antara pemerintah, polisi, dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah perlu memperbaiki infrastruktur jalan, polisi harus lebih tegas dalam menindak pelanggar lalu lintas, dan masyarakat juga harus memiliki kesadaran untuk mematuhi aturan.
Jika semua pihak bisa bekerja sama, bukan tidak mungkin lalu lintas di Indonesia akan menjadi lebih tertib dan aman. Namun, jika kita terus membiarkan perilaku melawan arus ini, maka kemacetan dan potensi kecelakaan akan terus menghantui jalan-jalan kita. Sudah saatnya kita mengubah kebiasaan buruk ini demi keselamatan dan kenyamanan bersama.