Jakarta – Kepergian Shin Tae-yong dari kursi pelatih timnas Indonesia menyisakan cerita menarik, terutama soal fasilitas mewah yang ia nikmati selama bertugas. Bukan hanya soal gaji, pelatih asal Korea Selatan ini ternyata mendapatkan perlakuan istimewa layaknya pejabat negara. Salah satu fasilitas yang paling mencolok adalah mobil dinas dengan sirine yang membuatnya bisa menerobos kemacetan ibu kota.
Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Dalsu Live, STY mengungkapkan bahwa mobil dinasnya dilengkapi dengan lampu peringatan dan sirine, bahkan menggunakan pelat nomor khusus layaknya perwakilan negara. "Setiap pergi ada suara ‘bipbipbip’. Kalau dilihat dari nomor protokolnya itu adalah nomor (perwakilan) negara," ungkapnya. Dengan fasilitas ini, STY bisa dengan mudah melintasi jalanan macet tanpa hambatan.
"Ketika macet, (sirine) berbunyi dengan suara yang nyaring dan bisa melewatinya (macet)," lanjut STY. Hal ini jelas menunjukkan betapa spesialnya perlakuan yang diberikan negara kepada pelatih yang sempat membawa angin segar bagi sepak bola Indonesia tersebut.
Namun, fasilitas VVIP yang didapat STY tidak berhenti di situ. Selain mobil dengan kemampuan membelah kemacetan, PSSI juga menyediakan apartemen mewah sebagai tempat tinggalnya selama di Indonesia. Tak hanya itu, ia juga mendapatkan penerjemah khusus, pengawalan, hingga golden visa. Fasilitas-fasilitas ini menunjukkan betapa besar harapan yang dibebankan kepada STY untuk membawa timnas Indonesia meraih prestasi.
Keputusan PSSI mengakhiri kerja sama dengan STY memang menjadi perbincangan hangat. Meskipun kontraknya masih berlaku hingga 2027, evaluasi PSSI menilai kinerja STY belum optimal dan memutuskan untuk mencari pelatih baru. Namun, terlepas dari keputusan tersebut, fasilitas mewah yang pernah dinikmati STY menjadi gambaran bahwa sepak bola Indonesia juga mampu memperlakukan pelatihnya dengan sangat baik, terutama pelatih yang diharapkan mampu membawa perubahan signifikan.
Kisah ini pun menjadi pengingat bahwa di balik gemerlap dunia sepak bola, terdapat dinamika yang kompleks, termasuk bagaimana negara memperlakukan mereka yang dianggap mampu mengharumkan nama bangsa. Perlakuan istimewa ini juga menjadi catatan tentang bagaimana timnas dan pelatih selalu mendapat sorotan publik dengan harapan-harapan besar.